Selasa, 15 Disember 2009

Wanita Ahli Syurga

Dari Abdurrahman bin Auf, berkata: Rasulullah saw bersabda: " Apabila
seorang wanita shalat lima waktu, puasa bulan ramadhan, menjaga farjinya,
menaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya: 'Masuklah ke dalam surga
dari pintu mana saja yang engkau kehendaki'." ( HR.Ahmad 1664 dengan sanad
hasan. Lihat Adab az-Zafaf oleh Syaikh al-Albani hal.286 )

Rasulullah saw bersabda, " Sebaik-baik wanita adalah yang bisa membuatmu
senang saat engkau pandang, menaatimu saat engkau perintahkan, dan menjaga
dirinya dan hartamu saat engkau tinggal ". ( HR. Thabrani dengan sanad
shahih, lihat Shahid al-Jami' 3299 )

Suatu ketika Rasulullah saw berjalan-jalan bersama Ummul Mu'minin Aisyah.
Lalu Aisyah mengatakan: " Cukuplah bagimu bahwa Shafiyah ( Yakni istri
Rasulullah saw yang lainnya ) itu begini dan begitu ( maksudnya bahwa dia
itu pendek )". Maka Rasulullah saw bersabda: "Engkau barusan mengucapkan
sebuah kalimat, seandainya dicelupkan ke lautan pasti akan berubah warnanya
". ( HR.Abu Dawud 4875, Tirmidzi 2502, Ahmad 6/128. Shahih, lihat al-Misykah
4853 )

Perhatikanlah ucapan ghibah yang tidak seberapa ini yang dikatakan oleh
Aisyah - wanita yang paling dicintai oleh Rasulullah saw - namun beliau
tetap mengatakan sebagaimana hadits di atas. Lalu bagaimana kalau seandainya
yang melakukan hal ini adalah seorang istri untuk membongkar aib suaminya
sendiri.

Kalau seandainya engkau membongkar aib suamimu untuk mencari sebuah solusi
dengan cara menyampaikannya kepada seseorang yang diperkirakan dapat
membantunya menasehati si suami, atau menahan kedzalimannya kalau memang dia
suami yang dzalim, maka itu adalah sesuatu yang sangat baik sebagaimana
pernah dilakukan oleh Hindun binti Utbah, Dari Aisyah bahwasannya Hindun
binti Utbah berkata: " Wahai Rasulullah,sesungguhnya Abu Sufyan adalah
seorang yang sangat kikir, dia tidak memberikan kepadaku nafkah yang cukup
bagiku dan bagi anakku kecuali kalau saya mengambilnya tanpa sepengetahuan
dirinya". Maka Rasulullah saw bersabda: " Ambillah yang cukup untukmu dan
anakmu dengan cara yang baik ". ( HR. Bukhari 5346, Muslim 1714)

Allah SWT menggambarkan bahwa orang yang mengghibah orang lain adalah
seperti memakan mayatnya. Perhatikanlah firman Allah , " Wahai orang-orang
yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian
prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.
Dan janganlah sebagiam diantara kamu menggunjing sebagian yang lain, sukakah
salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentunya kamu merasa jijik dengannya. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. ( QS. Al
Hujarat(49):12 )

Rasulullah saw bersabda: " Hak kalian ( para suami ) atas para istri adalah
tidak mengizinkan masuk rumah kalian orang-orang yang kalian benci ". (
potongan khutbah haji wada' Rasulullah saw yang panjang, HR. Muslim 1218 )

Perhatikanlah riwayat hadits berikut: Dari Asma binti Yazid berkata: Banyak
laki-laki dan wanita yang duduk-duduk bersama Rasulullah saw. Lalu
Rasulullah saw bersabda:" Barangkali ada seorang laki-laki yang menceritakan
sesuatu yang dia lakukan dengan istrinya, begitu juga istri barangkali ada
yang menceritakan apa yang dia lakukan dengan suaminya". Saya berkata: "
Wahai Rasulullah, demi Allah, baik suami maupun istri banyak yang
melakukannya". Maka Rasulullah saw bersabda: " Janganlah kalian lakukan.
Permisalan orang semacam itu adalah seperti setan lelaki yang bertemu dengan
setan wanita di jalan lalu berhubungan badan padahal orang-orang
melihatnya". ( HR.Ahmad 16/223 dengan sanad shahih, lihat Adab az-Zafaf
hal.72 )

Dari Tsauban berkata: Rasulullah saw bersabda: " Wanita manapun yang minta
cerai kepada suaminya tanpa sebab, maka haram baginya mencium bau surga". (
HR. Tirmidzi 1199, Abu Dawud 2209 dengan sanad shahih, lihat al-Irwa' 2035 )

Rasulullah saw juga bersabda: " Wanita yang mengajukan khulu' ( menggugat
cerai ) adalah para wanita munafik ". ( HR. Tirmidzi 1198, lihat
ash-Shahihah 632 )

Dari Anas bin Malik berkata: Para keluarga dari kalangan sahabat Anshar
mempunyai unta untuk mengairi sawah mereka, namun ada seekor unta yang tidak
mau ditunggangi. Lalu mereka datang kepada Rasulullah saw seraya berkata: "
Kami mempunyai unta untuk mengairi sawah namun sekarang tidak mau
ditunggangi padahal tanaman sudah waktunya diairi". Maka Rasulullah saw
bersabda kepada para sahabatnya: " Bangunlah ". Akhirnya merekapun bangun
lalu beliau masuk kebun, dan saat itu unta tersebut sedang berada di pojok
kebun. Lalu Nabi saw pun berjalan mendekatinya. Para sahabat Anshar berkata:
" Wahai Rasulullah, unta itu sekarang sudah mirip dengan anjing gila. Kami
takut anda diserang olehnya". Maka Rasulullah saw bersabda: " Dia tidak akan
membahayakanku". Dan tatkala unta tersebut melihat kedatangan Rasulullah saw
, maka dia pun segera berjalan menuju Rasulullah saw bersujud di hadapan
beliau. Maka Rasulullah saw memegang ubun-ubunya dan unta itupun menjadi
sangat jinak untuk bisa digunakan bekerja. Melihat kejadian itu, para
sahabat berkata: " Wahai Rasulullah, kalau binatang yang tidak berakal saja
bersujud kepadamu, maka kami yang berakal ini lebih pantas untuk bersujud
kepadamu?" Maka Rasulullah saw bersabda: " Tidak layak bagi seseorang
bersujud kepada manusia lainnya. Seandainya ada manusia yang layak untuk
bersujud kepada lainnya, niscaya saya akan memerintahkan wanita bersujud
kepada suaminya karena hak suaminya sangat besar. Demi Dzat yang jiwaku
berada ditangan-Nya, seandainya seluruh badan si suami itu dari ujung rambut
sampai ujung kaki terdapat luka bernanah, lalu si istri itu mendatanginya
dan menjilatinya maka ini belum bisa menunaikan hak suaminya". ( HR. Ahmad
12203 dengan sanad shahih , lihat Shahih al-Jami' 3148 ).

As-Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani

Sejarah Ringkas
As-Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani
(Rahmatullahi Alaih)
Oleh muridnya: Fakhruddin Owaisi Al-Madani
Terjemahan : Syed Abdul Kadir Aljoofre
Pendahuluan

As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki adalah salah seorang ulamak Islam yang terutama desawarsa ini tanpa ragu lagi, ulamak yang paling dihormati dan dicintai di kota suci Makkah.

Beliau merupakan keturunan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, penghulu Ahlil Bait, Imam Hadis di zaman kita, pemimpin keempat-empat mazhab, ketua rohani yang paling berkaliber, pendakwah ke jalan Allah, seorang yang tidak goyah dengan pegangannya di dunia ilmiah Islam turath. Menziarahi beliau merupakan suatu kemestian kepada para ulamak yang menziarahi Makkah.

Keluarga

Keturunan Sayyid merupakan keturunan mulia yang bersambung secara langsung dengan Junjungan kita Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri. Beliau merupakan waris keluarga Al-Maliki Al-Hasani di Makkah yang masyhur yang merupakan keturunan Rasulullah Sallahu ‘Alaihi Wasallam, melalui cucu Baginda, Imam Al-Hasan bin Ali, Radhiyallahu ‘Anhum.



Keluarga Maliki merupakan salah satu keluarga yang paling dihormati di Makkah dan telah melahirkan alim ulamak besar di Makkah, yang telah mengajar di Makkah berkurun lama.

Lima orang dari keturunan Sayyid Muhammad, telah menjadi Imam Mazhab Maliki di Haram Makkah. Datuk beliau, Al-Sayyid Abbas Al-Maliki, merupakan Mufti dan Qadhi Makkah dan khatib di Masjidil Haram. Beliau memegang jawatan ini ketika pemerintahan Uthmaniah serta Hashimiah, dan seterusnya terus memegang jawatan tersebut setelah Kerajaan Saudi diasaskan. Raja Abdul Aziz bin Sa’ud sangat menghormati beliau. Riwayat lanjut beliau boleh dirujuk pada kitab Nur An-Nibras fi Asanid Al-Jadd As-Sayyid Abbas oleh cucunya As-Sayyid Muhammad Al-Maliki.

Bapa beliau pula, As-Sayyid Alawi Al-Maliki merupakan salah seorang ulamak Makkah terunggul di abad yang lalu. Beliau telah mengajar pelbagai ilmu Islam turath di Masjidil Haram selama hampir 40 tahun. Ratusan murid dari seluruh pelusuk dunia telah mengambil faedah daripada beliau melalui kuliah beliau di Masjidil Haram, dan ramai di kalangan mereka telah memegang jawatan penting agama di negara masing-masing.

Malah, Raja Faisal tidak akan membuat apa-apa keputusan berkaitan Makkah melainkan setelah meminta nasihat daripada As-Sayyid Alawi. Beliau telah meninggal dunia pada tahun 1971 dan upacara pengebumiannya merupakan yang terbesar di Makkah sejak seratus tahun. Dalam tempoh 3 hari daripada kematian beliau, Stesyen Radio Saudi tempatan hanya menyiarkan bacaan Al-Quran, sesuatu yang tidak pernah dilakukan melainkan hanya untuk beliau.

Maklumat lanjut tentang As-Sayyid Alawi boleh dirujuk kepada biografinya berjudul Safahat Musyriqah min Hayat Al-Imam As-Sayyid As-Syarif Alawi bin Abbas Al-Maliki oleh anaknya, yang juga merupakan adik kepada As-Sayyid Muhammad, As-Sayyid Abbas Al-Maliki. As-Sayyid Abbas juga seorang ulamak, tetapi lebih dikenali dengan suara merdunya dan pembaca Qasidah yang paling utama di Arab Saudi. Biografi ini mengandungi tulisan berkenaan As-Sayyid Alawi dari ulamak dari seluruh dunia Islam.

Keluarga Maliki juga telah melahirkan ramai lagi ulamak lain, tetapi penulis hanya menyebut bapa dan datuk kepada As-Sayyid Muhammad. Untuk maklumat lanjut, rujuk tulisan-tulisan berkaitan sejarah Makkah dan ulamaknya di abad-abad mutakhir.




Kelahiran dan Pendidikan Awal

As-Sayyid Muhammad Al-Hasani bin Alawi bin Abbas bin Abdul Aziz, dilahirkan pada tahun 1946, di kota suci Makkah, dalam keluarga Al-Maliki Al-Hasani yang terkenal, keluarga Sayyid yang melahirkan ulamak tradisi. Beliau amat beruntung kerana memiliki bapa seperti As-Sayyid Alawi, seorang ulamak paling berilmu di Makkah. Bapa beliau merupakan guru pertama dan utama beliau, mengajar beliau secara peribadi di rumah dan juga di Masjidil Haram, di mana beliau menghafal Al-Quran sejak kecil. Beliau belajar dengan bapa beliau dan diizinkan untuk mengajar setiap kitab yang diajarkan oleh bapa beliau kepada beliau.




Pendidikan Lanjut

Dengan arahan bapanya, beliau juga turut mempelajari dan mendalami pelbagai ilmu turath Islam: Aqidah, Tafsir, Hadith, Feqh, Usul, Mustalah, Nahw dan lain-lain, di tangan ulamak-ulamak besar lain di Makkah serta Madinah. Kesemua mereka telah memberikan ijazah penuh kepada beliau untuk mengajar ilmu-ilmu ini kepada orang lain.

Ketika berumur 15 tahun lagi, As-Sayyid Muhammad telah mengajar kitab-kitab Hadith dan Feqh di Masjidil Haram, kepada pelajar-pelajar lain, dengan arahan guru-gurunya. Setelah mempelajari ilmu turath di tanah kelahirannya Makkah, beliau dihantar oleh bapanya untuk menuntut di Universiti Al-Azhar As-Syarif. Beliau menerima ijazah PhD daripada Al-Azhar ketika berusia 25 tahun, menjadikan beliau warga Arab Saudi yang pertama dan termuda menerima ijazah PhD dari Al-Azhar. Tesis beliau berkenaan Hadith telah diiktiraf cemerlang dan menerima pujian yang tinggi dari alim ulamak unggul di Al-Azhar ketika itu, seperti Imam Abu Zahrah.




Perjalanan Mencari Ilmu

Perjalanan menuntut ilmu merupakan jalan kebanyakan ulamak. As-Sayid Muhammad turut tidak ketinggalan. Beliau bermusafir sejak usia muda untuk menuntut ilmu dari mereka yang memiliki ilmu. Beliau telah bermusafir dengan banyak ke Afrika Utara, Mesir, Syria, Turki, dan rantau Indo-Pak untuk belajar dari alim-ulamak yang hebat, bertemu para Wali Allah, menziarahi masjid-masjid dan maqam-maqam, serta mengumpul manuskrip-manuskrip dan kitab.

Di setiap tempat ini, beliau menemui para ulamak dan auliyak yang agung, dan mengambil faedah daripada mereka. Mereka juga turut tertarik dengan pelajar muda dari Makkah ini dan memberi perhatian istimewa untuk beliau. Kebanyakan mereka telah pun sangat menghormati bapa beliau yang alim, dan merupakan satu kebanggaan memiliki anak beliau sebagai murid.




Ijazah-ijazah

Sistem pengajian tradisi atau turath berasaskan kepada ijazah atau ‘keizinan untuk menyampaikan ilmu’. Bukan semua orang boleh mengajar. Hanya mereka yang memiliki ijazah yang diktiraf dari alim-ulamak yang terkenal sahaja yang boleh mengajar. Setiap cabang pengetahuan dan setiap kitab Hadith, Feqh, Tafsir dan lain-lain, mempunyai Sanad-sanad, atau rantaian riwayat yang bersambung sehingga kepada penyusun kitab tersebut sendiri melalui anak-anak muridnya dan seterusnya anak-anak murid mereka. Banyak sanad-sanad yang penting, seperti sanad Al-Qur’an, Hadith dan Tasawwuf, bersambung sehingga kepada Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam.

Sayyid Muhammad mendapat penghormatan dengan menjadi Shaykh dengan bilangan ijazah terbanyak dalam waktunya. Beliau juga memiliki rantaian sanad terpendek atau terdekat dengan datuknya, Nabi Muhammad Sallahu Alaihi Wasallam.

Di Tanah Arab, tanah kelahirannya, dan dalam permusafiran ilmunya, As-Sayyid Muhammad mendapat lebih dari 200 ijazah dari alim-ulamak teragung di zamannya, di setiap cabang ilmu Islam. Ijazah beliau sendiri, yang beliau berikan kepada murid-muridnya adalah antara yang paling berharga dan jarang di dunia, menghubungkan anak-anak muridnya dengan sejumlah besar para ulamak agung.

Para Masyaikh yang memberikan As-Sayyid Muhammad ijazah-ijazah mereka merupakan ulamak besar dari seluruh dunia Islam. Kita menyebutkan sebahagian mereka:

Dari Makkah:

1) Bapa beliau yang alim dan guru beliau yang pertama, As-Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki
2) Shaykh Muhammad Yahya Aman al-Makki
3) Shaykh al-Sayyid Muhammad al-Arabi al-Tabbani
4) Shaykh Hasan Sa‘id al-Yamani
5) Shaykh Hasan bin Muhammad al-Mashshat
6) Shaykh Muhammad Nur Sayf
7) Shaykh Muhammad Yasin al-Fadani
8) Al-Sayyid Muhammad Amin Kutbi
9) Al-Sayyid Ishaq bin Hashim ‘Azuz
10) Habib Hasan bin Muhammad Fad‘aq
11) Habib Abd-al-Qadir bin ‘Aydarus al-Bar
12) Shaykh Khalil Abd-al-Qadir Taybah
13) Shaykh Abd-Allah al-Lahji

Dari Madinah:

1) Shaykh Hasan al-Sha‘ir, Shaykh al-Qurra of Madinah
2) Shaykh Diya-al-Din Ahmad al-Qadiri
3) As-Sayyid Ahmad Yasin al-Khiyari
4) Shaykh Muhammad al-Mustafa al-Alawi al-Shinqiti
5) Shaykh Ibrahim al-Khatani al-Bukhari
6) Shaykh Abd-al-Ghafur al-Abbasi al-Naqshbandi

Dari Hadramawt dan Yaman:

1) Al-Habib Umar bin Ahmad bin Sumayt, Imam Besar Hadramawt
2) Shaykh As-Sayyid Muhammad Zabarah, Mufti Yaman
3) Shaykh As-Sayyid Ibrahim bin Aqeel al-Ba-Alawi, Mufti Ta‘iz
4) Al-Imam al-Sayyid Ali bin Abd-al-Rahman al-Habshi
5) Al-Habib Alawi ibn Abd-Allah bin Shihab
6) As-Sayyid Hasan bin Abd-al-Bari al-Ahdal
7) Shaykh Fadhl bin Muhammad Ba-Fadhal
8) Al-Habib Abd-Allah bin Alawi al-Attas
9) Al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafeez
10) Al-Habib Ahmad Mashhur al-Haddad
11) Al-Habib Abd-al-Qadir al-Saqqaf

Dari Syria:

1) Shaykh Abu-al-Yasar ibn Abidin, Mufti Syria
2) Shaykh As-Sayyid al-Sharif Muhammad al-Makki al-Kattani, Mufti Maliki
3) Shaykh Muhammad As‘ad al-Abaji, Mufti Shafi‘i
4) Shaykh As-Sayyid Muhammad Salih al-Farfur
5) Shaykh Hasan Habannakah al-Maydani
6) Shaykh Abd-al-Aziz ‘Uyun al-Sud al-Himsi
7) Shaykh Muhammad Sa‘id al-Idlabi al-Rifa‘i

Dari Mesir:

1) Shaykh As-Sayyid Muhammad al-Hafiz al-Tijani, Imam Hadith di Mesir
2) Shaykh Hasanayn Muhammad Makhluf, Mufti Mesir
3) Shaykh Salih al-Ja‘fari, Imam Masjid Al-Azhar
4) Shaykh Amin Mahmud Khattab al-Subki
5) Shaykh Muhammad al-‘Aquri
6) Shaykh Hasan al-‘Adawi
7) Shaykh As-Sayyid Muhammad Abu-al-‘Uyun al-Khalwati
8) Shaykh Dr. Abd-al-Halim Mahmud, Syeihkul Azhar

Dari Afrika Utara (Maghribi, Algeria, Libya dan Tunisia):

1) Shaykh As-Sayyid As-Sharif Abd-al-Kabir al-Saqali al-Mahi
2) Shaykh As-Sayyid Abd-Allah bin Al-Siddiq Al-Ghimari, Imam Hadith
3) Shaykh As-Sayyid Abd-al-Aziz bin Al-Siddiq al-Ghimari
4) As-Sharif Idris al-Sanusi, Raja Libya
5) Shaykh Muhammad At-Tahir ibn ‘Ashur, Imam Zaytunah, Tunis
6) Shaykh al-Tayyib Al-Muhaji al-Jaza’iri
7) Shaykh Al-Faruqi Al-Rahhali Al-Marrakashi
8) Shaykh As-Sayyid As-Sharif Muhammad al-Muntasir al-Kattani

Dari Sudan:

1) Shaykh Yusuf Hamad An-Nil
2) Shaykh Muddassir Ibrahim
3) Shaykh Ibrahim Abu-an-Nur
4) Shaykh At-Tayyib Abu-Qinayah

Dari Rantau Indo-Pak:

1) Shaykh Abu-al-Wafa al-Afghani Al-Hanafi
2) Shaykh Abd-al-Mu‘id Khan Hyderabadi
3) Al-Imam Al’Arif Billah Mustafa Rida Khan al-Barelawi, Mufti India
4) Mufti Muhammad Shafi’ Al-Deobandi, Mufti Pakistan
5) Mawlana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi, Imam Hadith
6) Mawlana Zafar Ahmad Thanawi
7) Shaykh Al-Muhaddith Habib-al-Rahman Al-‘Azami
8) Sayyid Abu-al-Hasan Ali An-Nadawi

Senarai ini hanya merupakan ulamak masyhur yang Syaikh kita telah mendapat ijazah darinya, dan di sana terdapat ramai lagi yang tidak disebutkan. Pada As-sayyid Muhammad Alawi, seseorang akan mendapati nilai terbaik dari para Masyaikh ini dalam pelabagai latarbelakang dan pengkhususan.




Karier Mengajar

Kalimah karier sebenarnya mungkin tidak sesuai untuk digunakan untuk menggambarkan aktiviti mengajar As-Sayyid Muhammad, kerana kalimah ini amat hampir kaitannya dengan keuntungan material. Sementara beliau, seperti mana Masyaikh tradisi yang lain, juga seperti keturunannya sebelum beliau, mengajar hanya kerana Allah dan tidak mengharapkan keuntungan material langsung.

Malahan, beliau menempatkan sejumlah besar pelajar di rumahnya sendiri, menyediakan untuk mereka makan minum, penginapan, pakaian, kitab-kitab serta segala keperluan mereka. Sebagai balasan, mereka hanya diminta mengikuti peraturan dan etika penuntut ilmu agama yang suci. Pelajar-pelajar ini biasanya menetap bersama beliau bertahun-tahun lamanya, mempelajari pelbagai cabang ilmu Islam, dan seterusnya kembali ke negeri masing-masing. Ratusan dari para pelajar telah menuntut di kaki beliau dan telah menjadi pelopor pengetahuan Islam dan kerohanian di negara mereka, terutamanya di Indonesia, Malaysia, Mesir, Yaman dan Dubai.

Bagaimanapun apabila pulang dari Al-Azhar, beliau dilantik sebagai Profesor Pengajian Islam di Universiti Ummul Qura di Makkah, yang mana beliau telah mengajar sejak tahun 1970.

Pada tahun 1971, sebaik bapanya meninggal dunia, para ulamak Makkah meminta beliau untuk menggantikan tempat bapanya sebagai guru di Masjidil Haram. Beliau menerimanya, lantas menduduki kedudukan yang telah diduduki oleh keluarganya lebih dari seabad. Beliau juga kadang kala mengajar di Masjid Nabi di Madinah. Kuliah pengajian beliau merupakan kuliah yang paling ramai dihadiri di kedua-dua Tanah Haram.

Bagaimanapun pada awal tahun 80-an, beliau telah mengosongkan kedudukan mengajarnya di Universiti Ummul Qura juga kerusi warisannya di Masjidil Haram, memandangkan fatwa dari sebahgian ulamak fanatik fahaman Wahhabi, yang menganggap kewujudannya sebagai ancaman kepada ideologi dan kekuasaan mereka.

Sejak itu, beliau mengajar kitab-kitab agung Hadith, Fiqh, Tafsir dan Tasawwuf di rumah dan masjidnya di Jalan Al-Maliki di Daerah Rusayfah, Makkah. Kuliah-kuliah umumnya antara waktu Maghrib dan Isyak dihadiri tidak kurang daripada 500 orang setiap hari. Ramai pelajarnya daripada Universiti menghadiri pengajiannya di waktu malam. Sehingga malam sebelum beliau meninggal dunia, majlisnya dipenuhi penuntut.

Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki amat dihormati oleh Kerajaan Arab Saudi dan selalu diminta nasihat dari Raja sendiri dalam urusan-urusan yang penting. Beliau juga dilantik sebagai ketua juri dalam Musabaqah Qur’an antarabangsa di Makkah selama tiga tahun berturut-turut.




Tulisan Beliau

Sayyid Muhammad merupakan seorang penulis prolifik dan telah menghasilkan hampir seratus buah kitab. Beliau telah menulis dalam pelbagai topik agama, undang-undang, social serta sejarah, dan kebanyakan bukunya dianggap sebagai rujukan utama dan perintis kepada topik yang dibicarakan dan dicadangkan sebagai buku teks di Institusi-institusi Islam di seluruh dunia.

Kita sebutkan sebahagian hasilnya dalam pelbagai bidang:

Aqidah:

1) Mafahim Yajib an Tusahhah
2) Manhaj As-salaf fi Fahm An-Nusus
3) At-Tahzir min al-Mujazafah bit-Takfir
4) Huwa Allah
5) Qul Hazihi Sabeeli
6) Sharh ‘Aqidat al-‘Awam

Tafsir:

1) Zubdat al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an
2) Wa Huwa bi al-Ufuq al-‘A’la
3) Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi ‘Ulum al-Quran
4) Hawl Khasa’is al-Quran

Hadith:

1) Al-Manhal al-Latif fi Usul al-Hadith al-Sharif
2) Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi ‘Ilm Mustalah al-Hadith
3) Fadl al-Muwatta wa Inayat al-Ummah al-Islamiyyah bihi
4) Anwar al-Masalik fi al-Muqaranah bayn Riwayat al-Muwatta lil-Imam Malik

Sirah:

1) Muhammad (Sallallahu Alaihi Wasallam) al-Insan al-Kamil
2) Tarikh al-Hawadith wa al-Ahwal al-Nabawiyyah
3) ‘Urf al-Ta’rif bi al-Mawlid al-Sharif
4) Al-Anwar al-Bahiyyah fi Isra wa M’iraj Khayr al-Bariyyah
5) Al-Zakha’ir al-Muhammadiyyah
6) Zikriyat wa Munasabat
7) Al-Bushra fi Manaqib al-Sayyidah Khadijah al-Kubra

Usul:

1) Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi Usul al-Fiqh
2) Sharh Manzumat al-Waraqat fi Usul al-Fiqh
3) Mafhum at-Tatawwur wa altTajdid fi al-Shari‘ah al-Islamiyyah

Fiqh:

1) Al-Risalah al-Islamiyyah Kamaluha wa Khuluduha wa ‘Alamiyyatuha
2) Labbayk Allahumma Labbayk
3) Al-Ziyarah al-Nabawiyyah bayn as-Shar‘iyyah wa al-Bid‘iyyah
4) Shifa’ al-Fu’ad bi Ziyarat Khayr al-‘Ibad
5) Hawl al-Ihtifal bi Zikra al-Mawlid al-Nabawi al-Sharif
6) Al-Madh al-Nabawi bayn al-Ghuluww wa al-Insaf

Tasawwuf:

1) Shawariq al-Anwar min Ad‘iyat al-Sadah al-Akhyar
2) Abwab al-Faraj
3) Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar
4) Al-Husun al-Mani‘ah
5) Mukhtasar Shawariq al-Anwar

Lain-lain:

1) Fi Rihab al-Bayt al-Haram (Sejarah Makkah)
2) Al-Mustashriqun Bayn al-Insaf wa al-‘Asabiyyah (Kajian Berkaitan Orientalis)
3) Silatu Riyadhah Biddin (Hubungan Sukan dengan Agama)
4) Al-Qudwah al-Hasanah fi Manhaj al-Da‘wah ila Allah (Teknik Dawah)
5) Ma La ‘Aynun Ra’at (Butiran Syurga)
6) Nizam al-Usrah fi al-Islam (Peraturan Keluarga Islam)
7) Al-Muslimun Bayn al-Waqi‘ wa al-Tajribah (Muslimun, Antara Realiti dan Pengalaman)
8) Kashf al-Ghummah (Ganjaran Membantu Muslimin)
9) Ad-Dawah al-Islahiyyah (Dakwah Pembaharuan)
10) Fi Sabil al-Huda wa al-Rashad (Koleksi Ucapan)
11) Sharaf al-Ummah al-Islamiyyah (Kemulian Ummah Islamiyyah)
12) Usul at-Tarbiyah al-Nabawiyyah (Metodologi Pendidikan Nabawi)
13) Nur an-Nibras fi Asanid al-Jadd as-Sayyid Abbas (Kumpulan Ijazah Datuk beliau, As-Sayyid Abbas)
14) Al-‘Uqud al-Lu’luiyyah fi al-Asanid al-Alawiyyah (Kumpulan Ijazah Bapa beliau, As-Sayyid Alawi)
15) Al-Tali‘ al-Sa‘id al-Muntakhab min al-Musalsalat wa al-Asanid (Kumpulan Ijazah)
16) Al-‘Iqd al-Farid al-Mukhtasar min al-Athbah wa al-Asanid (Kumpulan Ijazah)

Senarai di atas merupakan antara kitab As-Sayyid Muhammad yang telah dihasilkan dan diterbitkan. Terdapat banyak lagi kitab yang tidak disebutkan dan juga yang belum dicetak.

Kita juga tidak menyebutkan banyak penghasilan turath yang telah dikaji, dan diterbitkan buat pertama kali, dengan nota kaki dan komentar dari As-Sayyid Muhammad. Secara keseluruhannya, sumbangan As-Sayyid Muhammad amat agung.

Banyak hasil kerja As-Sayyid Muhammad telah diterjemahkan ke pelbagai bahasa.




Aktiviti lain

As-Sayyid Muhammad merupakan seorang pembimbing kepada ajaran dan kerohanian Islam yang sebenar dan telah bermusafir ke serata Asia, Afrika, Eropah dan Amerika, menyeru manusia ke arah kalimah Allah dan Rasul terakhir-Nya Muhammad Sallahu Alaihi Wassalam.

Di Asia Tenggara khasnya, As-Sayyid Muhammad secara peribadi telah mengasaskan dan membiayai lebih 70 buah Sekolah Islam untuk melawan aktiviti dakyah Kristian. Sejumlah besar penganut Kristian dan Budha telah memeluk Islam di tangannya hanya setelah melihat Nur Muhammad yang bersinar di wajahnya.

Ke mana sahaja beliau pergi, para pemimpin, ulamak dan masyarakat di tempat tersebut akan menyambutnya dengan penuh meriah. Beliau seringkali memberi ceramah kepada ratusan ribu manusia.

Beliau amat disayangi dan dicintai oleh Muslimin di seluruh dunia, bukan sahaja kerana beliau keturunan Rasulullah, tetapi juga kerana ilmunya yang luas, hikmahnya, akhlak serta watak rohaninya. Beliau juga amat terkenal amat pemurah dengan ilmu, kekayaan dan masanya.




Pendekatan

As-Sayyid Muhammad mengikuti dan menyelusuri tradisi arus utama dan majoriti Islam, jalan Ahlu Sunnah Waljamaah, jalan toleransi dan sederhana, pengetahuan dan kerohanian, serta kesatuan dalam kepelbagaian.

Beliau percaya kepada prinsip berpegang dengan empat mazhab yang masyhur, tetapi tanpa fanatik. Beliau mengajar rasa hormat kepada ulamak dan Awliyak agung yang lepas.

Beliau menentang sikap sewenang-wenangnya mengatakan Muslim lain sebagai Kafir dan Musyrik, yang telah menjadi tanda dan sifat utama sebahagian fahaman hari ini.

Beliau amat menentang dan kritis terhadap mereka yang digelar reformis (Islah) abad ke-20 yang dengan mudah ingin menghapuskan Islam generasi terdahulu menggunakan nama Islam yang suci.

Beliau juga memahami bahawa mencela kesemua Ash’ari, atau kesemua Hanafi, Syafi’e dan Maliki, kesemua sufi, seperti mana yang dilakukan oleh sebahagian fahaman hari ini adalah sama dengan mencela keseluruhan Ummah Islam ribuan tahun yang lampau. Ia hanya merupakan sifat dan pendekatan musuh Islam, dan bukannya rakan.

Sayyid Muhammad juga amat mempercayai bahawa ulamak – ulamak Mazhab yang agung - mengikuti Sunni-Sufi - sejak beratus tahun yang lalu, adalah penghubung kita kepada Al-Quran dan Assunnah, dan bukanlah penghalang antara keduanya dengan kita, seperti yang dipercayai sesetengah pihak.

Kefahaman yang benar berkenaan Al-Quran dan Sunnah ialah kefahaman yang berasaskan tafsiran para ulamak agung Islam, dan bukan dengan sangkaan para ekstrimis zaman moden ini yang tidak berfikir dua kali sebelum mencela majoriti Muslim di seluruh dunia. Sayyid Muhammad juga berpendapat majoriti ummah ini adalah baik. Kumpulan-kumpulan minoriti yang fanatiklah yang perlu mengkaji semula fahaman ekstrim mereka.

Sayyid Muhammad merupakan pendukung sebenar Sufi yang berasaskan Syariah, Sufi para Awliya’ agung dan solehin ummah ini. Beliau sendiri merupakan mahaguru kerohanian di tingkat yang tertinggi, berhubungan dengan kebanyakan peraturan kerohanian Islam, melalui para Masyaikh Tariqah yang agung.

Beliau turut mempercayai bahawa membaca Zikir, samaada secara bersendirian atau berkumpulan, adalah bahagian penting dalam kerohanian seseorang. Semua pelajarnya dimestikan bertahajjud dan membaca wirid pagi dan petang.

Sayyid Muhammad juga beranggapan, ummat Islam perlu menggunakan segala hasil yang ada untuk meningkatkan taraf ummah mereka dari sudut kerohanian, masyarakat dan juga material, dan tidak membuang masa yang berharga dengan berbalah pada perkara-perkara kecil. Beliau percaya Muslim tidak seharusnya mencela satu sama lain dalam perkara yang telah diselisihkan oleh para ulamak. Mereka sebaliknya perlu berganding bahu bersama untuk memerangi apa yang telah disepekati sebagai kejahatan dan dosa.

Pandangan dan pendirian Sayyid Muhammad ini digambarkan dalam tulisannya yang terkenal, Mafahim Yajib An Tusahhah (Kefahaman Yang Perlu Diperbetulkan), sebuah buku yang mendapat penghargaan meluas di seluruh dunia Islam dan diiktiraf tinggi di lingkaran para ulamak.




Penutup

Tidak diragui lagi, kehadiran Sayyid Muhammad Alawi merupakan rahmat buat ummah ini. Beliau merupakan waris kepada kekasih kita Nabi Muhammad Sallahu Alaihi Wasallam dari sudut darah daging serta kerohanian. Masyarakat Makkah dan Madinah teramat mencintai beliau seperti mana dilihat pada solat jenazah beliau.




Siapa sahaja yang pernah menemui beliau jatuh cinta dengan beliau. Rumahnya di kota suci Makkah sentiasa terbuka sepanjang tahun untuk ulamak dan para penuntut yang menziarahi, ribuan orang yang menuju kepadanya. Beliau juga tidak kenal erti takut dalam berkata yang benar dan telah mengalami detik-detik kepayahan kerana kebenaran. Walaubagaimanapun pertolongan Allah kelihatan sentiasa bersama dengannya. RadhiyAllahu Anhu WaArdhaah. Ameen.

Maklumat lanjut kehidupan dan pencapaiannya boleh dirujuk biografinya yang hebat bertajuk, Al-Maliki ‘Alim Hijjaz, karangan penulis dan sejarahwan terkenal Makkah, Dr Zuhayr Kutbi.




Pemergiannya

Beliau telah meninggalkan kita pada hari Jumaat, 15 Ramadhan (bersesuaian dengan doanya untuk meninggal dunia pada bulan Ramadhan), dalam keadaan berpuasa di rumahnya di Makkah. Kematiannya amat mengejutkan.

Benar.. Ia adalah satu kehilangan yang besar.. Ucapan takziah diucapkan dari seluruh dunia Islam. Solat janazah beliau dilakukan di seluruh pelusuk dunia.

Beliau telah pergi pada bulan Ramadhan dan pada hari Jumaat.

Saya adalah antara yang menunaikan solat jenazah (pertama di rumah beliau diimamkan oleh adiknya As-Sayyid Abbas, dan seterusnya di Masjidil Haram dengan Imam Subayl)… Ratusan ribu manusia membanjiri upacara pengebumiannya. Semua orang menangis dan sangat bersedih… Ia merupakan satu situasi yang tidak dapat dilupakan… Allahu Akbar…

Betapa hebatnya beliau… betapa besarnya kehilangan ini… Betapa ramainya yang menyembahyangkannya… Saya tahu mata saya tidak pernah menyaksikan seorang spertinya… Seorang yang amat dicintai oleh masyarakat seperti beliau… seorang ulamak yang berkaliber dan berpengetahuan serta berhikmah…

Terdapat sekurang-kurangnya 500 orang tentera diperintah oleh kerajaan Arab Saudi di perkuburan Ma’ala untuk mengawal ribuan orang yang menangisinya. Kerabat diraja juga turut hadir. Para manusia menempikkan Kalimah dengan kuat sepanjang uapcara pengebumian beliau, memenuhi Makkah dari Masjidil Haram sehingga ke tanah perkuburan.

Beliau disemadikan di sebelah bapanya, berhampiran maqam nendanya Sayyidah Khadijah. Sebelum beliau meninggal dunia, beliau ada menghubungi seorang pelajar lamanya di Indonesia melalui telefon dan bertanyanya adakah dia akan datang ke Makkah pada bulan Ramadhan. Apabila dia menjawab tidak, Sayyid Muhammad bertanya pula, "tidakkah engkau mahu menghadiri penegebumianku?"

Tepat sekali, beliau pergi pada bulan Ramadhan di pagi Jumaat… apakah lagi bukti yang diperlukan menunjukkan penerimaan Allah?! Makkah menangisi pemergiannya… Seluruh dunia Islam menangisi kehilangannya. Moga Allah menganugerahkan beliau tempat yang tertinggi di Jannah, bersama-sama kekasihnya dan datuknya Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam. Ameen.




Selesai diterjemah pada :
1.20 Petang, 26 Ramadhan 1425H di Haiyyu Sabiek, Kaherah.

Wallahu A’lam. Wassollahu Ala Saiyidina Rasulillah WaAla Alihi Wasohbihi Waman Walah, Walhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.

Disalintampal dari sini: - http://yayasansofa.com/y/index.php?yayasan-sofa-ns,27

Siapa Ulama' SUFI

Ahli sufi dan ulamak sufi adalah dua manusia yang berlainan.

Ahli sufi ialah seorang yang beramal dengan amalan tasawwuf dan istiqamah dengan jalan tasawwuf manakala ulamak sufi ialah yang banyak ilmunya tentang tasawwuf sehingga boleh menghuraikan maksud2 tasawwuf seperti mengarang kitab2 tasawwuf yang terkenal dan menjadi rujukan dalam masalah2 tasawwuf.

Diantara ahli sufi yang terkenal seperti Siirri as-Saqhoti, Ibrahim Adham, Daud A-Tho_i, Junaid Al-Baghdadi dan Basyar Al-Haafi.

Memang ada amalan2 khurafat yang diamalkan orang yang didakwa sebagai alaman sufi tetapi sebenarnya bukan amalan sufi. Amalan ini tidak salah kalau kita bida'ahkan dia. Tetapi membid'ahkan semua jalan2 sufi termasuk jalan2 yag benar adalah tidak benar dan mengakibatkan orang akan mencemuh jalan yang benar ini.

Tidak mesti amalan sufi yang tidak ada nas menyuruh boleh disesatkan melainkan amalan yang ada nas pula melarang berbuat.

Tiap amalan baik yang tidak ada sandaran hadith dan tidak ada pula bertentangan dengan syariat maka tidak boleh dikatakan bid'ah dholalah. Sama seperti amalan2 didalam fiqh dan lain2.

wallahua'lam

Sesal Yang Terlewat

Suatu hari seorang alim yang sangat takwa kepada Tuhan bermaksud untuk pergi ke Tanah Suci mengerjakan ibadah haji. Waktu dia meminta izin kepada ibunya, ternyata perempuan tua itu sangat keberatan. Menurut ibunya, tunda dahulu keberangkatanmu sampai tahun depan. Ia merasa bimbang terhadap keselamatan anaknya, kerana orang alim itu adalah satu-satunya anak yang hidup dari hasil perkahwinan dengan almarhum suaminya.

Rupanya orang alim yang soleh itu sudah tidak dapat menahan keinginannya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima. Maka, walaupun tidak mendapat restu dari ibunya, dia berkemas-kemas lalu berangkat menuju ke Tanah Haram. Jelas keputusannya ini bertentangan dengan ajaran Nabi. Kerana redha Allah bergantung kepada redha orang tua, begitu pula murka Allah terletak dalam murka orang tua.

Ketika menyaksikan anaknya yang pergi juga, ibu yang sudah tua itu tergopoh-gapah mengejar anaknya. Akan tetapi anaknya itu sudah telalu jauh. Dia tidak mendengar suara ibunya yang memanggil-manggil sambil berlari-lari itu. Dalam marahnya ibu yang sangat cinta kepada anaknya tersebut menadahkan kedua tangannya lalu berdoa: “Ya Allah, anakku satu-satunya telah membakar diriku dengan panasnya api perpisahan. Kumohon pada-Mu, balaslah dia dengan seksaan yang setimpal. Sebagai ibunya, aku merasa sakit hati, ya Allah.”

Doa ini jelas tidak pada tempatnya bagi seorang ibu yang seharusnya bijaksana. Sebab di antara doa-doa yang dikabulkan adalah doa seorang ibu terhadap anaknya. Bumi seolah-olah bergoyang mendengar doa ini. Namun orang alim tadi terus juga berjalan. Pada sebuah kota kecil sebelum sampai tempat tujuannya, orang alim itu berhenti melepaskan lelah. Menjelang Maghrib dia berangkat ke masjid dan solat sampai Isyak. Sesudah itu ia terus mengerjakan solat-solat sunat dan wirid hingga jauh malam.

Secara kebetulan di sudut kota yang lain, pada malam itu terjadi peristiwa yang menggemparkan. Ada seorang pencuri yang masuk ke dalam rumah salah seorang penduduk. Orang yang punya rumah terjaga dan bersuara. Tiba-tiba pencuri itu terjatuh kerana terlanggar suatu benda di kakinya. Ketika terdengar bunyi sesuatu yang jatuh itu, maka orang yang punya rumah pun memekik-mekik sambil berkata: “pencuri! pencuri.”

Seisi kampung terbangun semuanya. Dengan ketakutan pencuri itu lari sekuat tenaga. Orang-orang kampung terus mengejarnya. Pencuri itu lari ke arah masjid dan masuk ke halaman masjid tersebut. Orang-orang pun mengejar ke sana. Ternyata pencuri itu tidak ditemukan di dalam rumah Allah itu.

Salah seorang di antara mereka memberitahu kepada pemimpinnya: “Kita sudah mencari di sekeliling masjid, namun tidak ada bekas-bekasnya sedikitpun.”

Yang lainnya pula berkata: “Tidak mungkin dia ditelan bumi, aku yakin dia belum lari dari sini. Kalau di luar masjid tidak ada, mari kita cari ke dalam masjid. Berkemungkinan dia bersembunyi di situ.”

Maka orang-orang pun masuk ke dalam masjid. Ternyata betul, di dekat mimbar ada seorang asing sedang duduk membaca tasbih. Tanpa bertanya-tanya lagi orang itu ditarik keluar. Tiba di halaman masjid, orang tadi sudah terkulai dan pengsan kerana dipukul beramai-ramai.

Penguasa hukum di kota tersebut malam itu juga memutuskan suatu hukuman yang berat kepadanya atas desakan masyarakat yang marah. Maka orang tersebut diikat pada tiang dan dicambuk badannya.

Keputusan dari hakim ini jelas menyalahi ajaran Nabi, bahawa seorang hakim seharusnya menyelidiki hingga hujung suatu perkara, dan tidak boleh menjatuhkan keputusan berdasarkan hawa nafsu. Begitu juga walaupun lelaki itu dituduh menodai kesucian masjid kerana bersembunyi di dalamnya, dengan berpura-pura bersembahyang dan membaca wirid, padahal dia adalah pencuri.

Pagi-pagi lagi seluruh penduduk kota itu sudah berkumpul di pasar menyaksikan jalannya hukumam qisas itu. Selain algojo melaksanakan tugasnya, orang-orang pun bersorak-sorak melihat si alim dicambuk hingga pengsan. Mereka tidak lagi mematuhi ajaran Islam untuk berbuat adil terhadap siapa saja, termasuk kepada pencuri yang jahat sekalipun. Darah memercik ke sana ke mari, orang-orang kelihatan semakin puas.

Semakin siang semakin ramai orang yang berkumpul menonton dan meludahi pencuri yang terkutuk itu. Dalam kesakitannya, orang alim yang dihukum sebagai pencuri itu mendengar salah seorang penduduk yang berkata: “Inilah hukuman yang setimpal bagi pencuri yang bersembunyi di dalam masjid!” Sambil meludah muka orang alim tersebut.
Orang yang dihukum yang dianggap pencuri ini dengan suara yang tersendat-sendat membuka mulutnya berkata: “Tolong jangan katakan demikian. Lebih baik beritahukanlah kepada orang ramai bahawa saya ini adalah hamba Allah yang ingin mengerjakan ibadah haji, tapi tidak mendapat restu dari orang tua.”

Mendengar ucapan ini, orang yang mendengar jadi terkejut dan menanyakan siapakah dia sebenarnya. Orang alim tadi membuka rahsianya, dan masyarakat jadi serba salah. Akhirnya mereka terpaksa memberitahukan hal itu kepada hakim.

Setelah hakim itu datang dan tahu duduk perkara yang sebenarnya, maka semua mereka menyesal. Mereka kenal nama orang alim itu, iaitu orang yang soleh dan ahli ibadah. Cuma belum pernah tahu rupanya. Ibu-ibu yang hadir serta orang tua lainnya ramai yang merasa sedih tidak dapat menahan diri, tapi sudah tidak ada gunanya.

Malamnya, atas permintaan orang alim itu setelah dibebaskan dari seksaannya, dihantarkan ke rumah ibunya. Pada waktu orang alim tersebut akan dihantar, ibunya telah berdoa: “Ya Allah, jika anakku itu telah mendapatkan balasannya, maka kembalikanlah dia kepadaku agar aku dapat melihatnya.”

Begitu selesai doa si ibu, orang yang membawa anaknya pun sampai. Orang alim itu minta didudukkan di depan pintu rumah ibunya, dan mempersilakan orang yang mengantarnya itu pergi. Sesudah keadaan sunyi kembali, tidak ada orang lain, maka orang alim itupun berseru dengan suara yang pilu: “Asalamualaikum.”

Maka terdengarlah suara oang tua yang menjawab salamnya dari dalam. Bergetar hati si alim mendangar suara itu:
“Saya adalah musafir yang terlantar. Tolonglah beri saya roti dan air sejuk,” kata orang alim itu menyamar diri.

“Mendekatlah engkau ke pintu. Hulurkan tanganmu melalui celah pintu,” jawab suara tadi dari dalam.

“Maaf, saya tidak boleh mendekati pintu kerana kedua kaki saya sangat kaku. Saya juga tidak dapat menghulurkan tangan melalui celah pintu, kerana tangan saya terasa letih.”

“Jadi bagaimana caranya?” Si ibu mengeluh kehilangan akal. “Antara kita ada pemisah yang tidak boleh dilanggar. Engkau lelaki yang tidak saya kenal, dan saya, walaupun sudah tua, adalah seorang perempuan.”

“Jangan bimbang wahai puan,” kata orang alim tersebut. “Saya tidak akan membuka mata kerana kedua mata saya sangat pedih, jadi saya tidak akan melihat ke arah puan.”

Mendengar jawapan itu, tidak beberapa lama kemudian perempuan itu pun keluar membawa sepotong roti dan segelas air sejuk. Orang alim itu begitu saja merasakan kehadiran ibunya, sudah tidak mampu lagi menahan diri. Ia memeluk kaki ibunya dan menjerit sambil menangis: “Ibu, saya adalah anak ibu yang derhaka.” Ibunya pun merasa sedih. Dipandangnya orang cacat di mukanya itu lalu ia menjerit ternyata adalah anaknya. Mereka berdua saling berpelukan dalam tangisan.

Ketika itu juga perempuan tersebut menadahkan tangannya memohon ampun kepada Allah: “Ya Allah, kerana telah jadi begini sungguh saya menyesal atas kemarahan saya kepada anak sendiri, saya bertaubat untuk tidak mengulangi lagi perkara ini, ampunilah saya ya Allah, serta ampunilah dosa orang-orang yang menyeksanya kerana kami semua telah disesatkan oleh godaan iblis dengan nafsu marah.”

wallahua'lam

Khamis, 15 Oktober 2009

Biografi Dajjal

Dajjal adalah seorang manusia dari keturunan Yahudi. Dia bukan Jin atau apa jua makhluk lain selain ia sebagai manusia yg ditangguhkan ajalnya “Minal Munzharin” seperti halnya Nabi Isa as yg di angkat oleh Allah swt ke atas langit dan ditangguhkan kematiannya sehingga beliau nantinya turun semula ke atas muka bumi ini lalu beliau akan mati dan di kuburkan di Madinah AlMunawwarah. Sama juga halnya dgn Nabi Khidhir, para malaikat dan Iblis yg di tangguhkan kematian sehingga kiamat nanti.

Dajjal; ayahnya seorang yg tinggi dan gemuk. Hidungnya seperti Paruh burung (kebiasaannya orang Yahudi memang berhidung sebegini). Sedangkan Ibunya pula seorang perempuan gemuk dan banyak dagingnya. Menurut Imam Al Barzanji ada pendapat mengatakan bahawa asal keturunan bapanya ialah seorang Dukun Yahudi yg di kenali dgn “syaqq” manakala ibunya adalah dari bangsa Jin. Ia hidup di zaman Nabi Sulaiman a.s dan mempunyai hubungan dengan makhluk halus. Lalu oleh Nabi Sulaiman ia akhirnya ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Walau bagaimanapun kelahiran dan kehidupan masa kecil tidak diketahui dgn jelas.

Sifat Badannya

Hadis Huzaifah r.a katanya: Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Dajjal ialah orang yang buta sebelah matanya iaitu sebelah kiri, lebat (panjang) rambutnya serta dia mempunyai Syurga dan Neraka. Nerakanya itu merupakan Syurga dan Syurganya pula ialah Neraka (Hadis Sahih Muslim)

Ada beberapa ciri perawakan Dajjal yg disebutkan dalam Hadis Rasulullah S.a.w, diantaranya: Seorang yg kelihatannya masih muda, berbadan besar dan agak kemerah-merahan, rambutnya kerinting dan tebal. Kelihatan dari belakang seolah-olah dahan kayu yg rimbun.

Dan tandanya yg paling ketara sekali ada dua;

Pertama: Buta mata kirinya dan kelihatan seperti buah kismis yg kecut, manakala mata kanannya tertonjol keluar kehijau-hijauan berkelip-kelip laksana bintang. Jadi kedua-dua matanya adalah cacat.

Kedua: Tertulis didahinya tulisan “Kafir (Kaf-Fa-Ra)”. Tulisan ini dapat dibaca oleh setiap org Islam, sama ada ia pandai membaca atau tidak. Mengikut hadis riwayat At-Thabrani, kedua-dua tanda ini menjelma dalam diri Dajjal setelah ia mengaku sebagai Tuhan. Adapun sebelum itu, kedua-dua tanda yang terakhir ini belum ada pada dirinya.

Dan selanjutnya kita dapat mengetahuinya dari kisah Tamim Ad Dari yang telah bertemu dengan Dajjal itu di sebuah pulau.

Tempat Tinggalnya Sekarang

Menurut riwayat yg sahih yg disebutkan dalam kitab “Shahih Muslim”, bahawa Dajjal itu sudah wujud sejak beberapa lama. Ia dirantai di sebuah pulau dan ditunggu oleh seekor binatang yg bernama “Al-Jassasah”. Terdapat hadis panjang mengenainya. Daripada Hadis ini jelaslah bagi kita bahawa Dajjal itu telah ada dan ia menunggu masa yg diizinkan oleh Allah swt utk keluar menjelajah permukaan bumi ini dan tempat “transitnya” itu ialah di sebelah Timur bukan di Barat.

Ada pendapat mengatakan sekarang Dajjal tinggal di kerajaan iblis dan jin di Segitiga Bermuda dan selalu keluar dengan menaiki kenderaan piring terbang yang dikenali umum sebagai UFO dan sentiasa berurusan dengan pemimpin-pemimpin besar dunia. Akhir-akhir ini, pernah juga kelihatan piring-piring terbang UFO ini muncul di bandar Vatican (pusat Katolik dunia), Rome, Italy.

Berapa lama ia akan hidup setelah kemunculannya

Dajjal akan hidup setelah ia memulakan cabarannya kepada umat ini, selama empat puluh hari sahaja. Namun begitu, hari pertamanya adalah sama dgn setahun dan hari kedua sama dengan sebulan dan ketiga sama dengan satu minggu dan hari-hari baki lagi sama seperti hari-hari biasa. Jadi keseluruhan masa Dajjal membuat fitnah dan kerosakan itu ialah 14 bulan dan 14 hari. Dalam Hadis riwayat Muslim ada disebutkan:

Kami bertanya: “Wahai Rasulullah! Berapa lamakah ia akan tinggal di muka bumi ini? Nabi saw, menjawab: Ia akan tinggal selama empat puluh hari. Hari yg pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan hari ketiga seperti seminggu. Kemudian hari yg masih tinggal lagi (iaitu 37 hari) adalah sama seperti hari kamu yg biasa.

Lalu kami bertanya lagi: Wahai Rasulullah saw! Di hari yg panjang seperti setahun itu, apakah cukup bagi kami hanya sembahyang sehari sahaja (iaitu 5 waktu sahaja). Nabi saw menjawab: Tidak cukup. Kamu mesti mengira hari itu dgn menentukan kadar yg bersesuaian bagi setiap sembahyang..”

Maksud sabda Rasulullah S.a. w, ini ialah supaya kita mengira jam yg berlalu pada hari itu. Bukan mengikut perjalanan matahari seperti biasanya kita lakukan. Misalnya sudah berlalu tujuh jam selepas sembahyang Subuh pada hari itu maka masuklah waktu sembahyang Zohor, maka hendaklah kita sembahyang Zohor, dan apabila ia telah berlalu selepas sembahyang Zohor itu tiga jam setengah misalnya, maka masuklah waktu Asar, maka wajib kita sembahyang Asar. Begitulah seterusnya waktu Sembahyang Maghrib, Isyak dan Subuh seterusnya hingga habis hari yg panjang itu sama panjangnya dgn masa satu tahun dan bilangan sembahyang pun pada sehari itu sebanyak bilangan sembahyang setahun yg kita lakukan. Begitu juga pada hari Kedua dan ketiga.

Fitnah Dajjal

Dajjal telah diberi peluang oleh Allah swt utk menguji umat ini. Oleh kerana itu, Allah memberikan kepadanya beberapa kemampuan yg luar biasa. Di antara kemampuan Dajjal ialah:

1. Segala kesenangan hidup akan ada bersama dengannya. Benda-benda beku akan mematuhinya – Sebelum kedatangan Dajjal, dunia Islam akan diuji dahulu oleh Allah dgn kemarau panjang selama 3 tahun berturut-turut. Pada tahun pertama hujan akan kurang sepertiga dari biasa dan pada tahun kedua akan kurang 2/3 dari biasa dan tahun ketiga hujan tidak akan turun langsung. Umat akan dilanda kebuluran dan kekeringan. Di saat itu Dajjal akan muncul membawa ujian. Maka daerah mana yg percaya Dajjal itu Tuhan, ia akan berkata pada awan: Hujanlah kamu di daerah ini! Lalu hujan pun turunlah dan bumi menjadi subur. Begitu juga ekonomi, perdagangan akan menjadi makmur dan stabil pada org yg bersekutu dgn Dajjal. Manakala penduduk yg tidak mahu bersukutu dgn Dajjal, mereka akan tetap berada dlm kebuluran dan kesusahan.

Dan ada diriwayatkan penyokong Dajjal akan memiliki segunung roti (makanan) sedangkan org yg tidak percaya dengannya berada dalam kelaparan dan kebuluran. Dalam hal ini, para sahabat Rasullullah s.a.w. bertanya:”Jadi apa yg dimakan oleh org Islam yg beriman pada hari itu wahai Rasulullah?” Nabi menjawab: “Mereka akan merasa kenyang dengan bertahlil, bertakbir, bertasbih dan bertaubat. Jadi zikir-zikir itu yang akan menggantikan makanan.” HR Ibnu Majjah

2. Ada bersamanya seumpamanya Syurga dan Neraka – Di antara ujian Dajjal ialah kelihatan bersama dengannya seumpama syurga dan neraka dan juga sungai air dan sungai api. Dajjal akan menggunakan kedua-duanya ini untuk menguji iman org Islam kerana hakikat yg benar adalah sebalik dari apa yg kelihatan. Apa yg dikatakan Syurga itu sebenarnya Neraka dan apa yg dikatakannya Neraka itu adalah Syurga.

Secara analoginya kita lihat sekarang, syurga dunia seperti maksiat dan hiburan tanpa batasan adalah ibarat syurga. Dan mereka yang terpengaruh dengannya akan berseronok dan puas dengan hiburan-hiburan tersebut seperti hidup di dalam syurga. Juga keluarnya bermacam alat – alat canggih seperti komputer, handphone, mp3 player, video player dan camam2 lagi. Menunjukkan semua ini ibarat syurga dunia, yang sebenarnya adalah jalan ke neraka jika kita terlampau leka dan terpesona dengannya.

Dan kehidupan yang tidak bermewah, tidak berhibur dan berseronok adalah ibarat berada dalam neraka dunia sekarang. Sehinggakan mereka yang sudah biasa berseronok akan merasa boring dan tidak puas hati jika tidak dapat berhibur, berseronok dan menikmati kemewahan duniawi. Sedangkan kehidupan yang seperti neraka dunia itu lah yang boleh membuka jalan ke syurga iaitu kehidupan yang serba sederhana, qana’ah dan zuhud dengan dunia.

3. Kepantasan perjalanan dan Negeri-Negeri yang tidak dapat dimasukinya – Kepantasan yg dimaksudkan ini tidak ada pada kenderaan orang dahulu. Kalau hari ini maka bolehlah kita mengatakan kepantasan itu seperti kepantasan jet-jet tempur yg digunakan oleh tentera udara atau lebih pantas lagi daripada kenderaan tersebut sehinggakan beribu-ribu kilometer dapat ditempuh dalam satu jam”… Kami bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana kepantasan perjalanannya di atas muka bumi ini? Nabi menjawab: “Kepantasan perjalanannya adalah seperti kepantasan “Al Ghaist” (hujan atau awan) yang dipukul oleh angin yang kencang.” HR Muslim

Dan ada lagi kenderaan yang lebih pantas dari jet, yang dapat bergerak sepantas cahaya iaitu piring terbang. Mengikut gambar-gambar yang dapat dirakam oleh NASA dan bukti-bukti dari banyak pihak, memang mereka dapat bergerak selaju cahaya dan menghilang dengan sekelip mata.

Namun demikian, Dajjal tetap tidak dapat memasuki dua Bandar suci umat Islam iaitu Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah.

4. Bantuan Syaitan-Syaitan untuk memperkukuhkan kedudukannya – Syaitan juga akan bertungkus-lumus membantu Dajjal. Bagi syaitan, inilah masa yg terbaik utk menyesatkan lebih ramai lagi anak cucu Adam a.s.

Syaitan-syaitan dari jin dan juga manusia akan berusaha membantunya, kerana mereka ingin mewujudkan satu pemerintahan di muka bumi ini. Iaitu pemerintahan sebuah kerajaan yang akan diperintah oleh Lucifer (IBLIS). Dan gerakan yang mewakili syaitan-syaitan dari kalangan manusia ini dikenali sebagai gerakan Illuminati yang pecahan-pecahannya terdiri dari banyak kumpulan seperti Skull and Bones, Freemasons, Bohemian Grove, The Bilderberg Group, The Trilateral Commission, The Council on Foreign Relations dan beberapa lagi pertubuhan-pertubuhan rahsia.

Dajjal Akan Muncul dari Khurasan, Iran

(tempat asal Dajjal)

Di akhir zaman Dajjal akan muncul dari Khurasan di Iran. Ketika baru keluar/terlepas dari belenggunya tinggi Dajjal hanyalah sepuluh dzira’. Pada mulanya tingkah laku Dajjal layaknya tingkah laku orang-orang saleh, iaitu menyeru kepada kebajikan, hingga kerana itu banyak orang yang terkagum-kagum kepada akhlaknya.

Tapi lama kelamaan Dajjal pun mengaku sebagai Nabi. Maka mendengar pengakuan itu orang-orang yang beriman kepada Allah pun berpaling darinya, sebab kaum yg beriman mengetahui benar bahawa sesudah Nabi Muhammad saw tak akan pernah lagi Allah mengutus seorang nabi baru.

Akhirnya, ketika perjalanan Dajjal sampai ke Khillah, iaitu sebuah jalan yg terletak antara Iraq dan Syam, dia pun menggembar-gemburkan kiri kanan menyatakan bahawa dirinya adalah tuhan yang dapat menghidupkan dan mematikan, ditambah lagi dengan menunjukkan kemampuannya mengadakan kejadian-kejadian yang menyalahi keadaan normal. Sejak itu orang-orang mu’min semakin menjauh darinya dan menolak mengakui Dajjal sebagai tuhan.

“wa man qaala fid dun-ya yaraahu bi ‘ainihi fa dzaalika zindiiqun thaghaa wa tamarrada”. Siapapun yg mengaku di dunia ini telah melihat Tuhan dgn matanya, maka dia telah menjadi zindiq, keluar batas, dan jatuh ke dalam kesesatan.

(Mundzir Nadzir: Fafirruu ila Allah: hal.29 s/d hal 30). Maktabah Muhammad bin Ahmad bin Nabhaan wa Aulaaduhu. Surabaya, Indonesia. 1956 M / 1375 H.

Tempat bermulanya fitnah Dajjal

Agaknya menarik perhatian sekali bahawa menurut Hadits Tamim Dari, Dajjal tinggal di sebuah pulau yang letaknya di sebelah Barat Syria, sedang tempat munculnya dikatakan oleh Hadits lain, berada di Timur. Lengkapnya, Hadits itu maksudnya:

“Tidak! Ia (Dajjal) akan muncul disebelah Timur; tidak, ia akan muncul di sebelah Timur; tidak, ia akan muncul di sabelah Timur” (Kanzul-’Ummal jilid VII, halaman 2988).

Dan ada satu hadith lain yang bermaksud;

“Nabi Muhammad SAW menunjuk hampir dua puluh kali ke arah Timur” (Kanzul-’Ummal, jilid VIl, halaman 2991 ).

Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mengatakan: “Tidak ! Ia akan muncul di Timur” diikuti dengan kalimat: “Beliau menunjuk dengan tangannya ke arah Timur”. Jadi jika di suatu Hadits dikatakan bahawa tempat tinggal Dajjal ialah sebuah pulau di Barat, tetapi di lain Hadits diterangkan bahawa tempat munculnya Dajjal, atau lebih tepat lagi, tempat munculnya fitnah Dajjal ialah di Timur.

Ini menunjukkan bahawa merajalelanya Dajjal akan membahayakan bangsa-bangsa di Timur. Adapun kenyataan yang tak dapat dibantah lagi, bahawa fitnahnya Dajjal tak akan menimpa bangsanya sendiri, bahkan mereka akan memperolehi keuntungan dari hasil porak-peranda di Timur. Jadi yang dimaksud munculnya Dajjal di Timur ialah merajalelanya fitnah Dajjal di negara-negara Timur dengan jalan memperbudakkan penduduknya, baik secara jasmani mahupun rohani, lahiriyah mahupun batiniyah.

Menurut apa yang diterangkan dalam Hadits, terang sekali bahawa pada zaman Nabi, Dajjal itu sudah ada, akan tetapi pada waktu itu tangan dan kakinya dirantai. Inilah gambaran yang sebenarnya bagi bangsa-bangsa Eropa pada waktu itu. Mereka mengurung diri dalam tanah air mereka sendiri, lalu pada suatu ketika, mereka mengalir ke seluruh dunia untuk menakluki dan menjajah negara-negara lain, sehingga mereka benar-benar menguasai, atau setidak-tidaknya memaksakan pengaruhnya terhadap negara-negara itu, sehingga gerak-geri negara-negara itu dipimpin dan diawasi oleh bangsa-bangsa Eropa.

Itulah sebabnya mengapa di dalam Hadits diterangkan bahawa Dajjal mengaku Tuhan, kerana segala sesuatu di dunia dikerjakan menurut perintah Dajjal, seakan-akan dialah yang menguasai dan menentukan nasib bangsa-bangsa lain. Inilah apa pula yang dimaksud oleh Hadits lain yang menerangkan bahawa Dajjal ialah yang menentukan hidup-matinya orang-orang. Dengan perkataan lain, Dajjal akan meninggikan dan merendahkan darjat bangsa-bangsa lain menurut apa yang dianggap sesuai dengan tujuannya.

Dalam Sahih Muslim ada sebuah Hadits yang bermaksud: “Sejak terciptanya manusia hingga datangnya Hari Kiamat, tak ada fitnah lebih besar daripada fitnahnya Dajjal” (Misykat, hal. 472).

Kata-kata seperti itu, terdapat pula dalam kitab Hadits yang lain. Misalnya, dalam sebuah Hadits, Nabi SAW diriwayatkan bersabda sbb : “Wahai manusia ! Semenjak Allah menciptakan bani Adam, tak ada fitnah di muka bumi yang lebih besar dari pada fitnahnya Dajjal” (Kanzul-’Ummal, jilid VII, halaman 2028).

Hadits-hadits tersebut membuktikan bahawa fitnahnya Dajjal itu tiada lain ialah merejalelanya Imperialis Eropah (Amerika Syarikat dan sekutu-sekutunya) sekarang ini dan menangnya agama Nasrani. Kenyataan menunjukkan bahawa sejarah ummat manusia tak dapat mempertunjukkan fitnah lain yang besarnya seperti itu.

Memang dalam sejarah pernah terjadi suatu bangsa menundukkan bangsa lain dan menguasai aspek kehidupan mereka, tetapi contoh tentang penjajahan yang menyeluruh seperti yang kita saksikan sekarang ini berupa merajalelanya imperialis dan kebudayaan Eropah di seluruh dunia, belum pernah terjadi. Daratan dan lautan semuanya dikuasai oleh imperialis Eropah.

Demikian pula kita tak dapat menemukan persamaannya tentang cara-cara kaum imperialis Barat memperhambakan bangsa-bangsa lain di dunia. Yang lebih istimewa lagi ialah bahawa mereka memiliki segala macam senjata yang dengan senjata itu, orang ramai dapat tersesat dari jalan benar dan jalan kesucian. Di sebelah sini, mereka menyesatkan orang ramai melalui sistem pendidikan, dan di sebelah sana, mereka mencapai tujuan mereka melalui penyiaran agama; kadang-kadang untuk mencapai tujuan mereka, mereka melumpuhkan jiwa manusia dengan memberikan kepada mereka kemewahan dan kesenangan jasmani; dan kadang-kadang diberikan kepada mereka hiburan-hiburan yang dapat melupakan rohani mereka sama sekali.

Sering pula ilmu pengetahuan mereka digunakan untuk menghancurkan rohani ummat manusia. Pendek kata, di seluruh sejarah manusia, fitnahnya Dajjal tak ada taranya, dan sabda Nabi SAW bahawa tak ada fitnah yang lebih besar daripada fitnahnya Dajjal, ini terpenuhi berupa merajalelanya kaum imperialis Eropah, yang bukan saja membahayakan aspek kehidupan jasmani, melainkan pula membahayakan aspek kehidupan moral dan rohani.

Berikut adalah khutbah Rasulullah S.a.w berkenaan Dajjal

Dari Abi Umamah Al-Bahiliy, beliau berkata: “Rasululah s.a.w telah berkhutbah di hadapan kami. Dalam khutbahnya itu Baginda banyak menyentuh masalah Dajjal. Baginda telah bersabda: “Sesungguhnya tidak ada fitnah (kerosakan) di muka bumi yang paling hebat selain daripada fitnah yang dibawa oleh Dajjal. Setiap Nabi yang diutus oleh Allah SWT ada mengingatkan kaumnya tentang Dajjal. Aku adalah nabi yang terakhir sedangkan kamu adalah umat yang terakhir. Dajjal itu tidak mustahil datang pada generasi (angkatan) kamu. Seandainya dia datang sedangkan aku masih ada di tengah-tengah kamu, maka aku adalah sebagai pembela bagi setiap mukmin. Kalau dia datang sesudah kematianku, maka setiap orang menjaga dirinya. Dan sebenarnya Allah SWT akan menjaga orang-orang mukmin.

“Dajjal itu akan datang nanti dari satu tempat antara Syam dan Iraq. Dan mempengaruhi manusia dengan begitu cepat sekali. Wahai hamba Allah, wahai manusia, tetaplah kamu. Di sini akan saya terangkan kepada kamu ciri-ciri Dajjal, yang belum diterangkan oleh nabi-nabi sebelumku kepada umatnya.

“Pada mulanya nanti Dajjal itu mengaku dirinya sebagai nabi. Ingatlah, tidak ada lagi nabi sesudah aku. Setelah itu nanti dia mengaku sebagai Tuhan. Ingatlah bahawa Tuhan yang benar tidak mungkin kamu lihat sebelum kamu mati. Dajjal itu cacat matanya sedangkan Allah SWT tidak cacat, bahkan tidak sama dengan baharu. Dan juga di antara dua mata Dajjal itu tertulis KAFIR, yang dapat dibaca oleh setiap mukmin yang pandai membaca atau buta huruf.

Di antara fitnah Dajjal itu juga dia membawa syurga dan neraka. Nerakanya itu sebenarnya syurganya sedangkan syurganya itu neraka, yakni panas. Sesiapa di antara kamu yang disiksanya dengan nerakanya, hendaklah dia meminta pertolongan kepada Allah dan hendaklah dia membaca pangkal surah Al-Kahfi, maka nerakanya itu akan sejuk sebagaimana api yang membakar Nabi Ibrahim itu menjadi sejuk.

“Di antara tipu dayanya itu juga dia berkata kepada orang Arab: “Seandainya aku sanggup menghidupkan ayah atau ibumu yang sudah lama meninggal dunia itu, apakah engkau mengaku aku sebagai Tuhanmu?” Orang Arab itu akan berkata: “Tentu.” Maka syaitan pun datang menyamar seperti ayah atau ibunya. Rupanya sama, sifat-sifatnya sama dan suaranya pun sama. Ibu bapanya berkata kepadanya: “Wahai anakku, ikutilah dia, sesungguhnya dialah Tuhanmu.” di antara tipu dayanya juga dia tipu seseorang, yakni dia bunuh dan dia belah dua. Setelah itu dia katakan kepada orang ramai: “Lihatlah apa yang akan kulakukan terhadap hambaku ini, sekarang akan kuhidupkan dia semula. Dengan izin Allah orang mati tadi hidup semula. Kemudian Laknatullah Alaih itu bertanya: “Siapa Tuhanmu?” Orang yang dia bunuh itu, yang kebetulan orang beriman, menjawab: “Tuhanku adalah Allah, sedangkan engkau adalah musuh Allah.” Orang itu bererti lulus dalam ujian Allah dan dia termasuk orang yang paling tinggi darjatnya di syurga.”

Kata Rasulullah s.a.w lagi: “Di antara tipu dayanya juga dia suruh langit supaya menurunkan hujan tiba-tiba hujan pun turun. Dia suruh bumi supaya mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya tiba-tiba tumbuh. Dan termasuk ujian yang paling berat bagi manusia, Dajjal itu datang ke perkampungan orang-orang baik dan mereka tidak mengakunya sebagai Tuhan, maka disebabkan yang demikian itu tanam-tanaman dan ternakan mereka tidak menjadi.

“Dajjal itu datang ke tempat orang-orang yang percaya kepadanya dan penduduk kampung itu mengakunya sebagai Tuhan. Disebabkan yang demikian hujan turun di tempat mereka dan tanam-tanaman mereka pun menjadi.

“Tidak ada kampung atau daerah di dunia ini yang tidak didatangi Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Kedua-dua kota itu tidak dapat ditembusi oleh Dajjal kerana dikawal oleh Malaikat. Dia hanya berani menginjak pinggiran Makkah dan Madinah. Namun demikian ketika Dajjal datang ke pergunungan di luar kota Madinah, kota Madinah bergoncang seperti gempa bumi. Ketika itu orang-orang munafik kepanasan seperti cacing dan tidak tahan lagi tinggal di Madinah. Mereka keluar dan pergi bergabung dengan orang-orang yang sudah menjadi pengikut Dajjal. Inilah yang dikatakan hari pembersihan kota Madinah.

Pendapat-pendapat lain tentang Dajjal

Ada juga pendapat mengatakan Bhagawan Sri Sathya Sai Baba dari wilayah Timur Khurasan, iaitu di India selatan, desa Nilayam Puttapharti ialah Dajjal. Sri Sathya Sai Baba itu mengaku adalah jelmaan semula dari Sai Baba of Shirdi yang terkenal pada awal abad ke 20 dulu yang mempunyai banyak kuasa sakti yang juga merupakan orang yang bertanggung-jawab menyatupadukan Muslim-Hindu.

Sai Baba of Shirdi dulu pernah mengatakan bahawa dia akan hidup semula selepas kematiannya selama 8 tahun. Dan tepat sekali waktu di mana Sai Baba dari Puttapharti ini dilahirkan dan sekarang ini menyebarkan ajarannya di sana. Sememangnya jin pun akan dapat meresap ke dalam tubuh manusia dan itu tidak mustahil berlaku kepada Sai Baba- Sai Baba tadi.

Pada tahun 1963, Sai Baba dari Puttapharti tadi telah membuat pengakuan bahawa dia adalah jelmaan Shiva dan Shakti, manakala Sai Baba Shirdi dulu adalah jelmaan dewa Shiva, dan akan datang akan muncul pula Prema Sai Baba iaitu jelmaan dari Shiva pula. Perkataan jelmaan ini adalah berhubung kait juga dengan perkataan menurun atau dirasuk oleh jin.

Tetapi apa yang saya lihat, Sai Baba ini hanyalah manusia seperti Ayah Pin, yang cuba menjadikan semua agama adalah satu. Bermakna suatu campur aduk yang tiada relevan dan logik akalnya. Fahaman-fahaman yang berbeza sama sekali dirojakkan dan umpama mewujudkan suatu agama baru iaitu Agama Cinta. Pemahaman sebegini mungkin berasal dari terlalu banyak bermeditasi dan berfikiran yang bukan-bukan sehingga mewujudkan suatu pola pemikiran yang berdasarkan kepada khayalan semata-mata. Antara ajarannya iaitu dia adalah Tuhan dan semua orang adalah Tuhan. Kita semua adalah Tuhan yang mana semua adalah satu di dalam banyak tubuh. Dan macam-macam ajaran pelik lagi yang di luar dari logika akal manusia.

Mungkin Sai baba ini adalah salah seorang dari Dajjal kecil yang lahir kerana banyak juga menepati ciri-ciri dari hadith. Dan ajaran-ajarannya bercanggah sekali dengan aqidah Islam sehinggakan boleh menyebabkan manusia lupa bahawa manusia ini hanyalah hamba ALLAH.

Daripada Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda; “Akan timbul di akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka menunjukkan kepada orang lain pakaian yang dibuat darIpada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat simpati orang ramai, dan percakapan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala (mempunyai tujuan-tujuan yang jahat). Allah swt. Berfirman kepada mereka, “Apakah kamu tertipu dengan kelembutan Ku?, Ataukah kamu terlampau berani berbohong kepada Ku?. Demi kebesaran Ku, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim ( cendikiawan ) pun akan menjadi bingung (dengan sebab fitnah itu)”.

Tetapi Dajjal yang sebenar-benarnya yang dimaksudkan oleh Rasulullah S.a.w berdasarkan wahyu hanya Allah Yang Mengetahuinya. Yang penting kita mesti tahu bagaimana untuk menghadapi Dajjal dan mengamalkan apa yang nabi ajar seperti menghafal 10 ayat pertama dan 10 ayat terakhir surah al Kahfi dan membaca doa perlindungan fitnah Dajjal selepas tahiyyat akhir dalam solat sebelum salam untuk mengelakkan dari fitnah Dajjal.

Wallahua’lam

Rabu, 19 Ogos 2009

Si budak penjual kuih

Si budak penjual kuih

Hari itu selepas seminggu beraya dikampung, saya pulang ke Kuala Lumpur. Memikirkan highway PLUS sibuk,saya menyusuri laluan lama. Pekan pertama yang saya lintas ialah Teluk Intan. Terasa mengantuk, saya singgah sebentar disebuah restoran di pinggir pekan itu. Sebaik memesan makanan, seorang kanak-kanak lelaki berusia lebih kurang 12 tahun muncul dihadapan.

"Abang nak beli kuih?" katanya sambil tersenyum. Tangannya segera menyelak daun pisang yang menjadi penutup bakul kuih jajaanya.

“Tak apalah dik... Abang dah pesan makanan," jawap saya ringkas.

Dia berlalu. Sebaik pesanan tiba, saya terus menikmatinya. Lebih kurang 20 minit kemudian saya nampak kanak-kanak tadi menghampiri pelanggan lain, sepasang suami isteri agaknya. Mereka juga menolak, dia berlalu begitu saja.

"Abang dah makan, tak nak beli kuih saya?" katanya selamba semasa menghampiri meja saya.

"Abang baru lepas makan dik. Masih kenyang lagi ni," kata saya sambil menepuk-nepuk perut.

Dia beredar, tapi cuma setakat dikaki lima. Sampai disitu, di meletakkan bakulnya yang masih sarat. Setiap yang lalu ditanya, "Tak nak beli kuih saya bang, pak cik, kakak atau makcik?"

Molek budi bahasanya! Mamak restoran itu pun tidak menghalng dia keluar masuk ke premisnya bertemu pelanggan. Sambil memerhati, terselit rasa kagum dan kasihan dihati saya melihatkan betapa gigihnya dia berusaha. Tidak nampak langsung tanda-tanda putus asa dalam dirinya, sekalipun orang yang ditemuinya enggan membeli kuihnya.

Selepas membayar harga makanan dan minuman, saya terus beredar bekereta. Kanak-kanak itu saya lihat berada agak jauh di deretan kedai yang sama. Saya buka pintu, membetulkan duduk dan menutup pintu. Belum sempat saya menghidupkan enjin, kanak-kanak tadi berdiri di tepi kereta. Dia menghadiahkan sebuah senyuman. Saya turunkan cermin, membalas senyumannya. Saya lihat umurnya lebih kurang 12 tahun.

"Abang dah kenyang, tapi mungkin Abang perlukan kuih saya untuk adik-adik Abang, ibu atau ayah Abang" katanya petah sekali sambil tersenyum. Sekali lagi dia mempamerkan kuih dalam bakul dengan menyelak daun pisang penutupnya.

Saya tenung wajahnya, bersih dan bersahaja. Terpantul persaan kesian dihati. Lantas saya buka dompet, dan menghulurkan sekeping not merah RM10. Saya hulurkan padanya.

"Ambil ni dik! Abang sedekah. Tak payah abang beli kuih tu," saya berkata ikhlas kerana perasaan kasihan meningkat mendadak. Kanak-kanak itu menerima wang tersebut, lantas mengucapkan terima kasih terus berjalan kembali ke kaki lima deretan kedai. Saya gembira dapat membantunya. Setelah enjin kereta saya hidupkan, saya mengundur. Alangkah terperanjatnya saya melihat kanak-kanak itu menghulurkan pula RM10 pemberian saya itu kepada seorang pengemis yang buta kedua-dua matanya.

Saya terkejut, lantas memberhentikan semula kereta, memanggil kanak-kanak itu.

"Kenapa bang nak beli kuih ke?" tanyanya.

"Kenapa adik berikan duit Abang tadi pada pengemis tu? Duit tu Abang bagi adik!" kata saya tanpa menjawap pertanyaannya.

"Bang saya tak boleh ambil duit tu. Mak marah kalau dia dapat tahu saya mengemis. Kata mak kita mesti bekerja mencari nafkah kerana Allah berikan tulang empat kerat pada saya. Kalau dia tahu saya bawa duit sebanyak itu pulang, sedangkan jualan masih banyak, mak pasti marah. Kata mak, mengemis kerja orang yang tak berupaya, saya masih kuat bang!" katanya begitu lancar.

Saya sebak, sekaligus kagum dengan pegangan hidup kanak-kanak itu. Tanpa banyak soal saya terus bertanya berapa semua harga kuih dalam bakul itu.

"Abang nak beli semua ke?" dia betanya dan saya cuma mengangguk. Lidah saya kelu nak berkata.

"RM25 saja bang."

Selepas dia memasukkan satu persatu kuihnya kedalam plastik, saya hulurkan RM25. Dia mengucapkan terima kasih dan terus berlalu.

Saya perhatikan dia sehingga hilang daripada pandangan.Dalam perjalanan ke Kuala Lumpur, baru saya terfikir untuk bertanya statusnya. Anak yatimkah? Siapakah wanita berhati mulia yang melahirknya? Terus terang saya katakan, saya beli kuihnya bukan lagi atas dasar kasihan, tetapi kerana rasa kagum dengan sikapnya yang dapat menjadikan kerjayanya satu penghormatan.

Sesungguhnya saya kagum dengan sikap kanak-kanak itu. Dia menyedarkan saya, siapa kita sebenarnya!

Ahad, 26 Julai 2009

Tanda-tanda takut kepada Allah

Tanda-tanda takut kepada Allah itu kelihatan tujuh perkara....

1) Pada lisannya.Dia menghindarkan daripada segala dusta,ghibah,menyebarkan fitnah,berbual kosong dan banyak bercakap.Malah menyibukkan dirinya dengan zikrullah,membaca al-Quran dan muzakarah Ilmu.

2) Pada hatinya.Dia membuang rasa permusuhan,kebodohan dan kedengkian terhadap sahabatnya.Lantaran kedengkian dapat menghapuskan kebaikkan.Sebagaimana Rasulullah bersabda:
" hasad itu dapat memakan kebaikkan sebagaimana api membakar kayu"
Ketahuilah bahawa hasad itu penyakit hati yang amat merbahaya.Tidak ada ubat untuk penyakit hati melainkan ilmu dan amal.

3) Pada pandangannya.Maka dia tidak suka memandang pada makanan,minuman,pakaian atau hal-hal lain yang haram.Tidak pula terpikat pada dunia.Tetapi memandangnya dengan mengambil iktibar.Rasulullah pernah bersabda:
"Barangsiapa memenuhi matanya dengan perkara yang haram,maka
Allah akan memenuhi matanya dengan api neraka"

4) Pada perutnya.Maka perutnya tidak diisi dengan perkara yang haram.Itu dosa besar.Sebagaimana Hadis Nabi S.A.W:
"manakala sesuap daripada barang haram masuk ke perut seseorang, maka seluruh malaikat di langit dan bumi
melaknatinya selama sesuai atau seteguk barang itu berada dalam perutnya.Jika dia mati dalam keadaan demikian,maka
tempatnya di Neraka"

5)Pada kedua tangannya.Dia tidak menggunakan untuk perkara yang haram.Tetapi hanya menggunakannya untuk takut kepada Allah.
Dirawikan daripada Ka'ab Akhbar,dia berkata:" Sesungguhnya Allah menciptakan bangunan dari zabarjud hijau.Di dalamnya terdapat tujuh puluh ribu aula.Setiap aula terdapat tujuh puluh ribu pondok.Tidak ada boleh masuk ke situ,selain orang orang yang ditawarkan barang haram, namun dia menolaknya kerana takut kepada Allah."

6) Pada langkah (kakinya). Dia tidak berjalan untuk maksiat.Tetapi hanya melangkah untuk taat kepada Allah, mencari keredhaanNya serta untuk bergaul dengan para ulama,orang-orang soleh.

7) Terlihat pada ketaatannya. Dia menjadikan ketaatannya semata-mata untuk mencari keredhaan Allah.Takut riak dan munafik.

Barang siapa melakukan tujuh perkara tersebut,maka dia termasuk dalam kategori orang-orang yang dikatakan oleh Allah SWT:

"sesungguhnya orang-orang yang taqwa dalam kebun-kebun dan mata air(Syurga)"

( Q.S Al Hijr:45)

Seolah-olah Allah mengatakan," sesungguhnya pada hari kiamat ,mereka selamat daripada api Neraka"


Dan seharusnya seorang mukmin harus berada di antara rasa takut dan berharap. Dia harus sentiasa mengharapkan rahmat Allah. Tidak berputus asa mengharapkannya.sebagaimana termaktub dalam firmanNya :

" Jangan engkau berputus asa terhadap rahmat Allah."

(Q.S Asy Syura :28)


p/s: sebarkan...InsayaAllah ini akan memberi manfaat kepada kita...

Sabtu, 25 Julai 2009

Perkara Besar Sedang Menanti

Daripada Jabir Bin Abdullah r.a berkata: Saya pernah dengar Rasulullah S.A.W bersabda :

Sesungguhnya anak Adam itu sentiasa dalam lalai tentang apa yang dijadikan Allah baginya. Sesungguhnya ketika ia dicipta oleh Tuhan, berkata Tuhan kepada Malaikat : Catitkanlah rezekinya! Catitkanlah jalan hidupnya! Catitkanlah ajalnya! Catitkanlah sama ada kesudahannya celaka atau bahagia! Sesudah menjalankan tugas, Malaikat itu pun kembali.

Kemudian ditugaskan dua Malaikat pula untuk menuliskan semua kebajikan dan kejahatan orang itu seumur hidupnya. Apabila ia menemui ajalnya (mati) kedua Malaikat tadi pun berangkat kembali.

Lalu ditugaskan oleh Allah Malakul-maut (Izrail) untuk mengambil nyawanya. Setelah selesai dikuburkan, rohnya dikembalikan ke jasad. Ketika itu tibalah dua Malaikat lain (Munkar dan Nakir) untuk menyoalnya. Setelah selesai disoal, keduanya pun kembalilah.

Apabila tiba saat (Hari Kiamat) masing-masing Malaikat yang menulis kebajikan dan yang menulis kejahatan itu turun semula dengan sebuah buku catitan, lalu buku catitan itu digantungkan di leher orang itu, yang satu sebagai pemimpin dan yang satu lagi sebagai penyaksi.

Kemudian Rasulullah s.a.w bersabda lagi : Sesungguhnya suatu perkara besar sedang menanti kamu di hari muka, yang mana kamu tiada tertanggung olehnya, maka hendaklah kamu memohon pertolongan Allah yang Maha Agung.

Hadis ini dicatit oleh Al-Hafih As-Sayuthi rahimahullah di dalam kitabnya Syarhus-Shudur, yang menurutnya telah dikeluarkan oleh Ibnu Abid-Dunya dan Abu Nu’aim.

Urutan Peristiwa Israk & Mikraj

Rentetan Peristiwa Israk Mikraj

1. Sebelum Israk dan Mikraj

Rasulullah S. A. W. mengalami pembedahan dada / perut, dilakukan oleh malaikat Jibrail dan Mika'il. Hati Baginda S. A. W.. dicuci dengan air zamzam, dibuang ketul hitam ('alaqah) iaitu tempat syaitan membisikkan waswasnya. Kemudian dituangkan hikmat, ilmu, dan iman. ke dalam dada Rasulullah S. A. W. Setelah itu, dadanya dijahit dan dimeterikan dengan "khatimin nubuwwah". Selesai pembedahan, didatangkan binatang bernama Buraq untuk ditunggangi oleh Rasulullah dalam perjalanan luar biasa yang dinamakan "Israk" itu.

2. Semasa Israk (Perjalanan dari Masjidil-Haram ke Masjidil-Aqsa):

Sepanjang perjalanan (israk) itu Rasulullah S. A. W. diiringi (ditemani) oleh malaikat Jibrail dan Israfil. Tiba di tempat-tempat tertentu (tempat-tempat yang mulia dan bersejarah), Rasulullah telah diarah oleh Jibrail supaya berhenti dan bersembahyang sebanyak dua rakaat. Antara tempat-tempat berkenaan ialah:

i. Negeri Thaibah (Madinah), tempat di mana Rasulullah akan melakukan hijrah. ii. Bukit Tursina, iaitu tempat Nabi Musa a. s. menerima wahyu daripada Allah; iii. Baitul-Laham (tempat Nabi 'Isa A. S. dilahirkan);

Dalam perjalanan itu juga baginda Rasulullah S. A. W. menghadapi gangguan jin 'Afrit dengan api jamung dan dapat menyasikan peristiwa-peristiwa simbolik yang amat ajaib. Antaranya :

- Kaum yang sedang bertanam dan terus menuai hasil tanaman mereka. apabila dituai, hasil (buah) yang baru keluar semula seolah-olah belum lagi dituai. Hal ini berlaku berulang-ulang. Rasulullah S. A. W. dibertahu oleh Jibrail : Itulah kaum yang berjihad "Fisabilillah" yang digandakan pahala kebajikan sebanyak 700 kali ganda bahkan sehingga gandaan yang lebih banyak.

- Tempat yang berbau harum. Rasulullah S. A. W. diberitahu oleh Jibrail : Itulah bau kubur Masyithoh (tukang sisir rambut anak Fir'aun) bersama suaminya dan anak-anak-nya (termasuk bayi yang dapat bercakap untuk menguatkan iman ibunya) yang dibunuh oleh Fir'aun kerana tetapt teguh beriman kepada Allah (tak mahu mengakui Fir'aun sebagai Tuhan).

- Sekumpulan orang yang sedang memecahkan kepala mereka. Setiap kali dipecahkan, kepala mereka sembuh kembali, lalu dipecahkan pula. Demikian dilakukan berkali-kali. Jibrail memberitahu Rasulullah: Itulah orang-orang yang berat kepala mereka untuk sujud (sembahyang).

- Sekumpulan orang yang hanya menutup kemaluan mereka (qubul dan dubur) dengan secebis kain. Mereka dihalau seperti binatang ternakan. Mereka makan bara api dan batu dari neraka Jahannam. Kata Jibrail : Itulah orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat harta mereka.

-Satu kaum, lelaki dan perempuan, yang memakan daging mentah yang busuk sedangkan daging masak ada di sisi mereka. Kata Jibrail: Itulah lelaki dan perempuan yang melakukan zina sedangkan lelaki dan perempuan itu masing-masing mempunyai isteri / suami.

- Lelaki yang berenang dalam sungai darah dan dilontarkan batu. Kata Jibrail: Itulah orang yang makan riba`.


- Lelaki yang menghimpun seberkas kayu dan dia tak terdaya memikulnya, tapi ditambah lagi kayu yang lain. Kata Jibrail: Itulah orang tak dapat menunaikan amanah tetapi masih menerima amanah yang lain.

- Satu kaum yang sedang menggunting lidah dan bibir mereka dengan penggunting besi berkali-kali. Setiap kali digunting, lidah dan bibir mereka kembali seperti biasa. Kata Jibrail: Itulah orang yang membuat fitnah dan mengatakan sesuatu yang dia sendiri tidak melakukannya.

- Kaum yang mencakar muka dan dada mereka dengan kuku tembaga mereka. Kata Jibrail: Itulah orang yang memakan daging manusia (mengumpat) dan menjatuhkan maruah (mencela, menghinakan) orang.

- Seekor lembu jantan yang besar keluar dari lubang yang sempit. Tak dapat dimasukinya semula lubang itu. Kata Jibrail: Itulah orang yang bercakap besar (Takabbur). Kemudian menyesal, tapi sudah terlambat.

- Seorang perempuan dengan dulang yang penuh dengan pelbagai perhiasan. Rasulullah tidak memperdulikannya. Kata Jibrail: Itulah dunia. Jika Rasulullah memberi perhatian kepadanya, nescaya umat Islam akan mengutamakan dunia daripada akhirat.

- Seorang perempuan tua duduk di tengah jalan dan menyuruh Rasulullah berhenti. Rasulullah S. A. W. tidak menghiraukannya. Kata Jibrail: Itulah orang yang mensesiakan umurnya sampai ke tua.

- Seorang perempuan bongkok tiga menahan Rasulullah untuk bertanyakan sesuatu. Kata Jibrail: Itulah gambaran umur dunia yang sangat tua dan menanti saat hari kiamat.

Setibanya di masjid Al-Aqsa, Rasulullah turun dari Buraq. Kemudian masuk ke dalam masjid dan mengimamkan sembahyang dua rakaat dengan segala anbia` dan mursalin menjadi makmum.

Rasulullah S. A. W. terasa dahaga, lalu dibawa Jibrail dua bejana yang berisi arak dan susu. Rasulullah memilih susu lalu diminumnya. Kata Jibrail: Baginda membuat pilhan yang betul. Jika arak itu dipilih, nescaya ramai umat baginda akan menjadi sesat.

3. Semasa Mikraj (Naik ke Hadhratul-Qudus Menemui Allah):

Didatangkan Mikraj (tangga) yang indah dari syurga. Rasulullah S. A. W. dan Jibrail naik ke atas tangga pertama lalu terangkat ke pintu langit dunia (pintu Hafzhah).

. Langit Pertama: Rasulullah S. A. W. dan Jibrail masuk ke langit pertama, lalu berjumpa dengan Nabi Adam A. S. Kemudian dapat melihat orang-orang yang makan riba` dan harta anak yatim dan melihat orang berzina yang rupa dan kelakuan mereka sangat huduh dan buruk. Penzina lelaki bergantung pada susu penzina perempuan.

i. Langit Kedua: Nabi S. A. W. dan Jibrail naik tangga langit yang kedua, lalu masuk dan bertemu dengan Nabi 'Isa A. S. dan Nabi Yahya A. S.

ii. Langit Ketiga: Naik langit ketiga. Bertemu dengan Nabi Yusuf A. S. iii. Langit Keempat: Naik tangga langit keempat. Bertemu dengan Nabi Idris A. S.
iv. Langit Kelima: Naik tangga langit kelima. Bertemu dengan Nabi Harun A. S. yang dikelilingi oleh kaumnya Bani Israil.

v. Langit Keenam: Naik tangga langit keenam. Bertemu dengan Nabi-Nabi. Seterusnya dengan Nabi Musa A. S. Rasulullah mengangkat kepala (disuruh oleh Jibrail) lalu dapat melihat umat baginda sendiri yang ramai, termasuk 70,000 orang yang masuk syurga tanpa hisab.

vi. Langit Ketujuh: Naik tangga langit ketujuh dan masuk langit ketujuh lalu bertemu dengan Nabi Ibrahim Khalilullah yang sedang bersandar di Baitul-Ma'mur dihadapi oleh beberapa kaumnya. Kepada Rasulullah S. A. W., Nabi Ibrahim A. S. bersabda, "Engkau akan berjumapa dengan Allah pada malam ini. Umatmu adalah akhir umat dan terlalu dha'if, maka berdoalah untuk umatmu. Suruhlah umatmu menanam tanaman syurga iaitu lah HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH". Mengikut riwayat lain, Nabi Irahim A. S. bersabda, "Sampaikan salamku kepada umatmu dan beritahu mereka, syurga itu baik tanahnya, tawar airnya dan tanamannya ialah lima kalimah, iaitu: SUBHANALLAH, WAL-HAMDULILLAH, WA lah ILAHA ILLALLAH ALLAHU AKBAR dan WA lah HAULA WA lah QUWWATA ILLA BILLAHIL- 'ALIYYIL-'AZHIM. Bagi orang yang membaca setiap kalimah ini akan ditanamkan sepohon pokok dalam syurga". Setelah melihat beberpa peristiwa! lain yang ajaib. Rasulullah dan Jibrail masuk ke dalam Baitul-Makmur dan bersembahyang (Baitul-Makmur ini betul-betul di atas Baitullah di Mekah).

vii. Tangga Kelapan: Di sinilah disebut "al-Kursi" yang berbetulan dengan dahan pokok Sidratul-Muntaha. Rasulullah S. A. W. menyaksikan pelbagai keajaiban pada pokok itu: Sungai air yang tak berubah, sungai susu, sungai arak dan sungai madu lebah. Buah, daun-daun, batang dan dahannya berubah-ubah warna dan bertukar menjadi permata-permata yang indah. Unggas-unggas emas berterbangan. Semua keindahan itu tak terperi oleh manusia. Baginda Rasulullah S. A. W. dapat menyaksikan pula sungai Al-Kautsar yang terus masuk ke syurga. Seterusnya baginda masuk ke syurga dan melihat neraka berserta dengan Malik penunggunya.

viii. Tangga Kesembilan: Di sini berbetulan dengan pucuk pokok Sidratul-Muntaha. Rasulullah S. A. W. masuk di dalam nur dan naik ke Mustawa dan Sharirul-Aqlam. Lalu dapat melihat seorang lelaki yang ghaib di dalam nur 'Arasy, iaitu lelaki di dunia yang lidahnya sering basah berzikir, hatinya tertumpu penuh kepada masjid dan tidak memaki ibu bapanya.

ix. Tangga Kesepuluh: Baginda Rasulullah sampai di Hadhratul-Qudus dan Hadhrat Rabbul-Arbab lalu dapat menyaksikan Allah S. W. T. dengan mata kepalanya, lantas sujud. Kemudian berlakulah dialog antara Allah dan Muhammad, Rasul-Nya:

Allah S. W. T : Ya Muhammad. Rasulullah : Labbaika. Allah S. W. T : Angkatlah kepalamu dan bermohonlah, Kami perkenankan. Rasulullah : Ya, Rabb. Engkau telah ambil Ibrahim sebagai Khalil dan Engkau berikan dia kerajaan yang besar. Engkau berkata-kata dengan Musa. Engkau berikan Dawud kerajaan yang besar dan dapat melembutkan besi. Engkau kurniakan kerajaan kepada Sulaiman yang tidak Engkau kurniakan kepada sesiapa pun dan memudahkan Sulaiman menguasai jin, manusia, syaitan dan angin. Engkau ajarkan 'Isa Taurat dan Injil. Dengan izin-Mu, dia dapat menyembuhkan orang buta, orang sufaq dan menghidupkan orang mati. Engkau lindungi dia dan ibunya daripada syaitan. Allah S. W. T : aku ambilmu sebagai kekasih. Aku perkenankanmu sebagai penyampai berita gembira dan amaran kepada umatmu. Aku buka dadamu dan buangkan dosamu. Aku jadikan umatmu sebaik-baik umat. Aku beri keutamaan dan keistimewaan kepadamu pada hari qiamat. Aku kurniakan tujuh ayat (surah Al-Fatihah) yang tidak aku kurniakan kepada sesiapa sebelummu. Aku berikanmu ayat-ayat di akhir surah al-Baqarah sebagai suatu perbendaharaan di bawah 'Arasy. Aku berikan habuan daripada kelebihan Islam, hijrah, sedekah dan amar makruf dan nahi munkar. Aku kurniakanmu panji-panji Liwa-ul-hamd, maka Adam dan semua yang lainnya di bawah panji-panjimu. Dan aku fardhukan atasmu dan umatmu lima puluh (waktu) sembahyang.

4. Selesai munajat, Rasulullah S. A. W. di bawa menemui Nabi Ibrahim A. S. kemudian Nabi Musa A. S. yang kemudiannya menyuruh Rasulullah S. A. W. merayu kepada Allah S. W. T agar diberi keringanan, mengurangkan jumlah waktu sembahyang itu. Selepas sembilan kali merayu, (setiap kali dikurangkan lima waktu), akhirnya Allah perkenan memfardhukan sembahyang lima waktu sehari semalam dengan mengekalkan nilainya sebanyak 50 waktu juga.

5. Selepas Mikraj

Rasulullah S. A. W. turun ke langit dunia semula. Seterusnya turun ke Baitul-Maqdis. Lalu menunggang Buraq perjalanan pulang ke Mekah pada malam yang sama. Dalam perjalanan ini baginda bertemu dengan beberapa peristiwa yang kemudiannya menjadi saksi (bukti) peristiwa Israk dan Mikraj yang amat ajaib itu (Daripada satu riwayat peristiwa itu berlaku pada malam Isnin, 27 Rejab, kira-kira 18 bulan sebelum hijrah). Wallahu'alam.

(Sumber : Kitab Jam'ul-Fawaa`id) Kesimpulannya, peristiwa Israk dan Mikraj bukan hanya sekadar sebuah kisah sejarah yang diceritakan kembali setiap kali 27 Rejab menjelang. Adalah lebih penting untuk kita menghayati pengajaran di sebalik peristiwa tersebut bagi meneladani perkara yang baik dan menjauhi perkara yang tidak baik. Peristiwa Israk dan Mikraj yang memperlihatkan pelbagai kejadian aneh yang penuh pengajaran seharusnya memberi keinsafan kepada kita agar sentiasa mengingati Allah dan takut kepada kekuasaan-Nya.

Seandainya peristiwa dalam Israk dan Mikraj ini dipelajari dan dihayati benar-benar kemungkinan manusia mampu mengelakkan dirinya daripada melakukan berbagai-bagai kejahatan. Kejadian Israk dan Mikraj juga adalah untuk menguji umat Islam (apakah percaya atau tidak dengan peristiwa tersebut). Orang-orang kafir di zaman Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam langsung tidak mempercayai, malahan memperolok-olokkan Nabi sebaik-baik Nabi bercerita kepada mereka.

Peristiwa Israk dan Mikraj itu merupakan ujian dan mukjizat yang membuktikan kudrat atau kekuasaan Allah Subhanahu Wataala. Allah Subhanahu Wataala telah menunjukkan bukti-bukti kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam.

Mafhum Firman Allah S. W. T. : "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebahagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
(Surah Al-Israa': Ayat 1). wallahua'lam..

Abid Mati Syahid Bersama Ayahnya Dalam Satu Hari

Ahli Ibadah Mati Syahid Bersama Ayahnya Dalam Satu Hari

Muhammad Ibn Thalhah Ibn Ubaidillah dilahirkan di salah satu rumah yang termulia bagi para pejuang di masa Rasulullah SAW. Ia hidup dan tumbuh dalam naungan perjuangan. Di bawah asuhan ayah yang pemberani dan beriman. Rasulullah SAW bersabda berkenaan dengan dirinya: “Barangsiapa ingin melihat seorang syahid yang berjalan di muka bumi, lihatlah Thalhah Ubaidillah.”

Yang pertama kali terlihat oleh si bayi (Muhammad Ibn Thalhah) setelah kelahirannya ke dunia ini adalah wajah Nabi SAW. Waktu itu ia dibawa ke hadapan Rasul lalu Nabi bertanya: “Nama apa yang engkau berikan padanya?” Mereka menjawab, “Muhammad.” Kata Nabi: “Itu namaku.” Julukannya Abu Al-Qasim. Kemudian baginda SAW mendoakan bayi tersebut dengan kebaikan dan berkah.

Menjelang usia mudanya, Muhammad Ibn Thalhah tekun beribadah dan khusyuk dalam sujud. Di bawah asuhan ayahnya mampu menghafal Al-Quran. Ayahnya termasuk salah seorang dari orang-orang yang pertama kali masuk Islam (as-Sabiqun al-Awwalun). Ia juga termasuk salah seorang dari 10 orang yang diberitakan masuk syurga....

Ahli Ibadah Mati Syahid Bersama Ayahnya Dalam Satu Hari

Muhammad Ibn Thalhah Ibn Ubaidillah dilahirkan di salah satu rumah yang termulia bagi para pejuang di masa Rasulullah SAW. Ia hidup dan tumbuh dalam naungan perjuangan. Di bawah asuhan ayah yang pemberani dan beriman. Rasulullah SAW bersabda berkenaan dengan dirinya: “Barangsiapa ingin melihat seorang syahid yang berjalan di muka bumi, lihatlah Thalhah Ubaidillah.”

Yang pertama kali terlihat oleh si bayi (Muhammad Ibn Thalhah) setelah kelahirannya ke dunia ini adalah wajah Nabi SAW. Waktu itu ia dibawa ke hadapan Rasul lalu Nabi bertanya: “Nama apa yang engkau berikan padanya?” Mereka menjawab, “Muhammad.” Kata Nabi: “Itu namaku.” Julukannya Abu Al-Qasim. Kemudian baginda SAW mendoakan bayi tersebut dengan kebaikan dan berkah.

Menjelang usia mudanya, Muhammad Ibn Thalhah tekun beribadah dan khusyuk dalam sujud. Di bawah asuhan ayahnya mampu menghafal Al-Quran. Ayahnya termasuk salah seorang dari orang-orang yang pertama kali masuk Islam (as-Sabiqun al-Awwalun). Ia juga termasuk salah seorang dari 10 orang yang diberitakan masuk syurga. Juga termasuk salah seorang yang jadikan Umar sebagai calon khalifah dalam dewan permesyuaratan.

Beliau tertimpa musibah di waktu perang Uhud. Rasulullah SAW merawatnya sendiri, ertinya merawat dengan tangan baginda sendiri kepada Thalhah yang terkena anak panah sehingga tangannya terasa kaku. Rasulullah mengangkat Thalhah kepunggungnya dan membawanya sampai jauh dari para pemanah.

Pada waktu itu Rasulullah berkata: “Wajib bagi Thalhah!” Ertinya Thalhah telah melakukan suatu amal yang mewajibkannya masuk syurga.

Thalhah mendidik anaknya, Muhammad, dengan pendidikan yang mulia sehingga Muhammad tekun beribadah kepada Allah. Tidak ada kesenangan duniawi dengan segala perhiasannya, yang dapat menggantikannya dari kesibukan berzikir kepada Allah dan membaca Al-Quran. Jika ia hendak solat, di malam hari ia munajat kepada Allah, sehingga lupa akan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Bahkan ia tidak tahu telah berapa lama waktunya berlalu. Oleh kerana itu ia dijuluki sebagai ahli sujud, kerana banyaknya sujud yang ia lakukan kepada Allah Azzawa Jalla.

Baginya belum merasa cukup jika hanya mendengar nasihat dari ayahnya. Ia sendiri mendengar dari Rasulullah SAW. Muhammad Ibn Thalhah juga mengunjungi ibu saudaranya Zainab binti Jahsy. Ia duduk dan mendengarkan nasihatnya yang ia terima dari Rasul. Dengan demikian ia tahu bagaimana beliau berinteraksi dengan keluarga dan pembantunya. Ia tahu bagaimana Rasulullah menerima wahyu. Hal ini makin memberinya kekuatan iman dan dapat menambah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Ia melaksanakan ibadah solat, puasa dan menjauhi gemerlapnya dunia dan nafsu syahwat, bahkan tetap di jalan yang lurus dalam setiap ucapan dan perbuatan.

Di samping Muhammad Ibn Thalhah menghafal Kitabullah ia juga memperhatikan ayat-ayatnya pada saat membacanya. Ia menghafal banyak hadith Nabi dan menjadikannya sebagai pedoman hidup. Oleh kerana itu ia mencapai kedudukan yang tinggi di antara manusia. Beliau merasa cukup dengan keadaan sederhana, merendah, tidak angkuh terhadap yang miskin, meskipun Allah memberinya kesenangan duniawi sehingga menjadikannya termasuk orang-orang yang kaya.

Sebagaimana halnya Muhammad Ibn Thalhah mulia kerana amalan hidupnya yang penuh dengan beribadah kepada Allah tidak condong pada gemerlapan kehidupan duniawi dan kenikmatannya, ia juga terhindar dari terlibatnya kehidupan kaum muslimin yang terjerumus dalam fitnah setelah wafatnya Rasulullah. Kerana itu ketika Amirul Mukminin Utsman Ibn Affan terbunuh di rumahnya dalam keadaan sedang membaca Al-Quran di biliknya, Muhammad Ibn Thalhah bertanya-tanya sambil bercucuran air mata membasahi janggutnya, siapa gerangan yang membunuh Amirul Mukminin?

Apakah Muhammad Ibn Abu Bakar terlibat dalam pembunuhan tersebut ataukah isu itu hanya sengaja memalingkan dari keadaan yang sebenarnya yang dilakukan oleh orang-orang derhaka? Setelah jelas bahawa putera Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak terlibat, fikirannya mantap dan semangat cintanya berkobar. Ia amat mengharapkan agar putera Abu Bakar tersebut tidak terlibat dalam pembunuhan Amirul Mukminin.

Wafatnya Utsman merupakan awal terjadinya fitnah yang keji dan kemudian berlanjut dengan terpecahnya barisan umat Islam. Kaum muslimin membaiat Saidina Ali sebagai khalifah. Semuanya membaiat, kecuali Muawiyah dan penduduk Syam. Peristiwanya berlangsung amat cepat. Terjadilah perang unta di mana Ummul Mukminin Aisyah ra. terlibat di dalamnya.

Thalhah termasuk pemerhati atas terbunuhnya Utsman Ibn Affan. Oleh kerana itu sebenarnya ia tidak sepenuhnya terlibat dalam pertempuran ini. Justeru itu Bani Umaiyah memperoleh keuntungan darinya demi melaksanakan balas dendam. Hal ini terbukti ketika Marwan Ibn Al-Hakam mengarahkan panahnya ke Thalhah.

Saat itu Thalhah berseru: “Saya tidak menuntut balas setelah hari ini!” Thalhah menemui ajalnya, ia gugur sebagai syahid.

Adapun Muhammad Ibn Thalhah, ia sebenarnya condong kepada pihak Saidina Ali, tetapi kerana taat pada ayahnya yang terlibat dalam memerangi Saidina Ali maka ia ada di pihak lawan Ali. Meskipun demikian ia tidak berusaha membunuh seseorang. Apabila seseorang mengangkat senjata melawannya, ia berkata: “Aku ingatkan engkau dengan seorang sahabat karib!” Lalu ia menjauhinya.

Begitu seterusnya sampai datang seorang lelaki berhati keras bernama Isham Ibn Muqsyair an-Nashri menurut pendapat yang terkuat, tidak mempedulikan kata-katanya, “Aku ingatkan engkau dengan seorang sahabat karib.” Orang ini langsung mengangkat senjata ke arahnya, menikam dengan tikaman mematikan. Maka Muhammad jatuh, darahnya mengalir, lalu si pembunuh berdiri sambil melagukan beberapa syair berikut ini:

Timbullah kekuatan sebagai tanda kekuasaan Tuhan
Sedikit sekali rintangan yang dijumpai oleh seorang muslim
la terpanah di bahagian bawah dadanya
Dua tangan dan mulutnya jatuh terbanting
Saat tertikam ia mengingatkanku sebagai sahabat karib
Mengapa tidak ia ucapkan sahabat karib sebelum maju?

Dengan cara itulah ia mati syahid. Ia terbunuh sebagai hamba yang menegakkan ayat-ayat Allah. Ia mengingatkan tentang sahabat karib, tapi tidak terdengar dan tidak terjawab.

Setelah pertempuran selesai, Saidina Ali, puteranya Hasan, Muhammad Ibn Abu Bakar, dan Amar Ibn Yasir memeriksa medan perang, tiba-tiba Hasan melihat mayat yang wajahnya tertelungkup. Kemudian ia membalikkan badannya, dan setelah diperhatikan ia berkata: “Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un (sesungguhnya segala sesuatu itu bagi Allah dan sesungguhnya segala sesuatu itu akan kembali kepada Allah).

Demi Allah, orang ini termasuk bahagian dari orang Quraisy.” Ayahnya bertanya kepadanya: “Siapa ia, wahai anakku?” Jawab Hasan, “Muhammad Ibn Thalhah.” Saidina Ali kemudian berkata: “Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un. Orang ini ahli sujud dan pemelihara Kaabah. Ia adalah pemuda yang soleh.” Setelah itu beliau duduk, nampak sedih dan pilu. Hasan berkata kepadanya: “Wahai ayahku, dulu aku pernah mencegahmu melakukan perjalanan ini, tapi si anu dan si anu mengalahkan pendapatmu.” Jawab Saidina Ali: “Dulunya begitu (sekarang sudah terjadi), wahai anakku. Aku berharap seandainya 20 tahun yang lalu aku sudah meninggal.”

Allah menghendaki agar Thalhah dan puteranya dimakamkan dalam satu kubur. Langit membukakan pintu rahmat dan keredaan bagi kedua pahlawan syahid ini.

wallahua'lam

Kisah Siti Fatimah r.a

Gembira hatinya, gembiralah Rasulullah s. a. w. Tertitis air matanya, berdukalah baginda. Dialah satu-satunya puteri yang paling dikasihi oleh junjungan Rasul selepas kewafatan isterinya yang paling dicintai, Siti Khadijah. Itulah Siti Fatimah r. a., wanita terkemuka di dunia dan penghuni syurga di akhirat.

Bersuamikan Sayyidina Ali bukanlah satu kebanggaan yang menjanjikan kekayaan harta. Ini adalah kerana Sayyidina Ali yang merupakan salah seorang daripada empat sahabat yang sangat rapat dengan Rasulullah s. a. w., merupakan kalangan sahabat yang sangat miskin berbanding dengan yang lain.

Namun jauh di sanubari Rasulullah s. a. w. tersimpan perasaan kasih dan sayang yang sangat mendalam terhadapnya. Rasulullah s. a. w. pernah bersabda kepada Sayyidina Ali,"Fatimah lebih kucintai daripada engkau, namun dalam pandanganku engkau lebih mulia daripada dia."(Riwayat Abu Hurairah)

Wanita pilihan untuk lelaki pilihan. Fatimah mewarisi akhlak ibunya Siti Khadijah. Tidak pernah membebani dan menyakiti suami dengan kata- kata atau sikap. Sentiasa senyum menyambut kepulangan suami hingga hilang separuh masalah suaminya. Dengan mas kahwin hanya 400 dirham hasil jualan baju perang kepada Sayyidina Usman Ibnu Affan itulah dia memulakan penghidupan dengan wanita yang sangat dimuliakan Allah di dunia dan di Akhirat.

Bukan Sayyidina Ali tidak mahu menyediakan seorang pembantu untuk isterinya tetapi sememangnya beliau tidak mampu berbuat demikian. Meskipun beliau cukup tahu isterinya saban hari bertungkus-lumus menguruskan anak-anak, memasak, membasuh dan menggiling tepung, dan yang lebih memenatkan lagi bila terpaksa mengandar air berbatu-batu jauhnya sehingga kelihatan tanda di bahu kiri dan kanannya.

Suami mana yang tidak sayangkan isteri. Ada ketikanya bila Sayyidina Ali berada di rumah, beliau akan turut sama menyinsing lengan membantu Siti Fatimah menggiling tepung di dapur. "Terima kasih suamiku," bisik Fatimah pada suaminya. Usaha sekecil itu, di celah-celah kesibukan sudah cukup berkesan dalam membelai perasaan seorang isteri.

Suatu hari, Rasulullah s. a. w. masuk ke rumah anaknya. Didapati puterinya yang berpakaian kasar itu sedang mengisar biji-biji gandum dalam linangan air mata. Fatimah segera mengesat air matanya tatkala menyedari kehadiran ayahanda kesayangannya itu. Lalu ditanya oleh baginda, "Wahai buah hatiku, apakah yang engkau tangiskan itu? Semoga Allah menggembirakanmu." Dalam nada sayu Fatimah berkata, "Wahai ayahanda, sesungguhnya anakmu ini terlalu penat kerana terpaksa mengisar gandum dan menguruskan segala urusan rumah seorang diri. Wahai ayahanda, kiranya tidak keberatan bolehkah ayahanda meminta suamiku menyediakan seorang pembantu untukku?" Baginda tersenyum seraya bangun mendapatkan kisaran tepung itu. Dengan lafaz Bismillah, Baginda meletakkan segenggam gandum ke dalam kisaran itu. Dengan izin Allah, maka berpusinglah kisaran itu dengan sendirinya. Hati Fatimah sangat terhibur dan merasa sangat gembira dengan hadiah istimewa dari ayahandanya itu. Habis semua gandumnya dikisar dan batu kisar itu tidak akan berhenti selagi tidak ada arahan untuk berhenti, sehinggalah Rasulullah s. a. w. menghentikannya.

Berkata Rasulullah s. a. w. dengan kata-kata yang masyhur, "Wahai Fatimah, Gunung Uhud pernah ditawarkan kepadaku untuk menjadi emas, namun ayahanda memilih untuk keluarga kita kesenangan di akhirat." Jelas, Baginda Rasul mahu mendidik puterinya bahawa kesusahan bukanlah penghalang untuk menjadi solehah. Ayahanda yang penyayang terus merenung puterinya dengan pandangan kasih sayang, "Puteriku, mahukah engkau kuajarkan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kau pinta itu?" "Tentu sekali ya Rasulullah," jawab Siti Fatimah kegirangan. Rasulullah s. a. w. bersabda, "Jibril telah mengajarku beberapa kalimah. Setiap kali selesai sembahyang, hendaklah membaca 'Subhanallah' sepuluh kali, Alhamdulillah' sepuluh kali dan 'Allahu Akbar' sepuluh kali. Kemudian ketika hendak tidur baca 'Subhanallah', 'Alhamdulillah' dan 'Allahu Akbar' ini sebanyak tiga puluh tiga kali."

Ternyata amalan itu telah memberi kesan kepada Siti Fatimah. Semua kerja rumah dapat dilaksanakan dengan mudah dan sempurna meskipun tanpa pembantu rumah. Itulah hadiah istimewa dari Allah buat hamba-hamba yang hatinya sentiasa mengingatiNya

Buat renungan semua: Orang yang berfikiran besar banyak memperkatakan ilmu Orang yang berfikiran sederhana banyak memperkatakan peristiwa Orang yang berfikiran rendah banyak memperkatakan manusia Orang yang berfikiran cetek banyak memperkatakan diri mereka

Nabi SAW bersabda, ada 4 perkara yang dipandang baik, tetapi 4 lagi dipandang lebih baik :
1. Sifat malu dari lelaki adalah baik, tetapi dari perempuan adalah lebih baik,
2. Adil dari setiap orang adalah baik, tetapi dari pemimpin adalah lebih baik,
3. Bertaubat dari orang tua adalah baik, tetapi dari orang muda adalah lebih baik,
4. Derma dan sedekah dari orang kaya adalah baik, tetapi dari orang fakir adalah lebih baik.

Sekian